TASIKMALAYA | Priangan.com – Memperingati Hari Bumi Sedunia, Pemerintah Kota Tasikmalaya mengambil langkah tak biasa: menjadikan kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir sebagai lokasi penanaman pohon.
Di tengah tumpukan sampah dan aroma menyengat, puluhan bibit pohon ditanam sebagai bagian dari upaya jangka panjang merehabilitasi lingkungan dan menjawab krisis iklim secara lokal.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, memimpin langsung kegiatan ini, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup serta sejumlah aktivis lingkungan. Berbagai jenis tanaman, mulai dari pohon buah hingga bambu, ditanam di area TPA yang selama ini identik sebagai wilayah kumuh.
“Penanaman ini bukan sekadar simbolis. Kami ingin membuktikan bahwa tempat yang dianggap tidak layak pun bisa berubah menjadi ruang hijau yang memberi manfaat,” ujar Diky, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, pohon bambu dipilih karena memiliki fungsi ganda: memperkuat konservasi air dan menopang kebutuhan ekonomi warga.
“Permintaan bambu di Kota Tasik tinggi, terutama untuk perajin. Selama ini kita masih bergantung dari daerah luar. Kalau lahan-lahan kosong di kota bisa ditanami bambu, tentu itu solusi yang baik,” jelasnya.
Penanaman pohon di lokasi TPA Ciangir juga memiliki fungsi ekologis penting. Bambu dan pepohonan lain berpotensi menjadi penyerap air yang efektif, mengurangi risiko kekeringan dan memperbaiki daya serap tanah yang selama ini terganggu oleh penumpukan sampah.
“Kita tahu krisis air dan masalah sampah akan terus jadi tantangan. Maka upaya seperti ini harus dijadikan gerakan bersama, bukan kegiatan seremoni belaka,” tambah Diky.
Tak hanya dilakukan di TPA, penanaman pohon juga berlangsung serentak di berbagai titik kota oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Termasuk Wali Kota Tasikmalaya yang menanam pohon bersama Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Jawa Barat di lingkungan sekolah.
Sebelumnya, usai apel pagi, para Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot juga turut menanam pohon beringin yang disumbangkan komunitas Cermin. Aksi ini diiringi dengan doa bersama, sebagai simbol harapan agar para pemimpin dan ASN menjadi pelindung bagi masyarakat, layaknya pohon yang meneduhkan dari terik dan hujan.
Penanaman pohon di kawasan TPA menunjukkan arah baru dalam pendekatan lingkungan di Kota Tasikmalaya—mengintegrasikan pemulihan alam bahkan dari tempat yang paling tak terduga. (yna)