Tokoh Agama di Jawa Barat Diminta Jadi Benteng Moral Lawan Korupsi

BANDUNG | Priangan.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajak para tokoh agama untuk tidak hanya berdiri di mimbar menyuarakan kebaikan, tapi juga menjadi garda terdepan dalam melawan penyakit kronis bangsa: korupsi.

Lewat program bertajuk Safari Keagamaan Antikorupsi dan Ngobrol Antikorupsi (NGOPI), KPK menyasar dua daerah di Jawa Barat, yakni Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Subang. Bukan tanpa alasan, lembaga antirasuah itu meyakini bahwa pesan dari tokoh agama lebih kuat menggugah nurani masyarakat.

“Korupsi bukan hanya soal hukum. Ia juga melukai nilai-nilai moral dan ajaran agama,” tegas Wakil Ketua KPK, Ibnu Basuki Widodo, dalam kegiatan di Sumedang.

Ibnu menggarisbawahi pentingnya peran ustaz, pendeta, kiai, dan rohaniawan dalam menyampaikan pesan-pesan integritas di setiap forum keagamaan. Menurutnya, rumah ibadah dan pengajian bisa menjadi ruang edukasi tentang bahaya korupsi.

“Bangsa ini butuh tokoh agama sebagai kompas moral. Arahkan umat untuk hidup jujur, menolak suap, dan berani berkata tidak terhadap kecurangan,” ujarnya.

Dalam kegiatan yang berlangsung hangat di Aula Kemenag Sumedang, hadir pula Wakil Bupati Fajar Aldila yang menegaskan komitmen daerah untuk membuka ruang dialog dan perbaikan sistem pemerintahan agar lebih bersih.

“Kami ingin menjadi contoh. Tak cukup hanya bersih, tapi juga harus berani menutup celah-celah penyimpangan. Dan itu butuh dukungan dari semua elemen, termasuk para pemuka agama,” kata Fajar.

KPK juga menegaskan bahwa penanaman nilai antikorupsi harus dimulai sejak dini. Tak hanya di sekolah, tapi juga di rumah ibadah dan lingkungan sosial. Karena itulah, kegiatan ini juga melibatkan Kementerian Agama serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara di Kabupaten Subang, ajakan serupa kembali digaungkan. Kepala Kemenag Subang, Badruzaman, menyatakan bahwa tokoh agama memiliki posisi strategis untuk menjadi influencer moral dalam masyarakat.

Lihat Juga :  Potensi Wisata Sagara Didorong Jadi Sektor Ekonomi Unggulan oleh Pemkab Garut

“Korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi pengkhianatan terhadap ajaran agama. Karena itu, pencegahan harus dimulai dari hati nurani,” tegas Badruzaman.

Lihat Juga :  Makan Nasi Nomor Dua, Rokok Nomor Satu: Ironi Pengeluaran Rumah Tangga di Jabar

Dalam Islam, tambahnya, perbuatan korupsi sangat jelas dilarang karena merusak keadilan dan melukai hak orang banyak. Ia berharap, ajakan KPK tidak berhenti sebagai seremonial, melainkan jadi gerakan masif dari akar rumput.

Safari antikorupsi ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kanwil Kemenag Jawa Barat dan MUI Subang. Semuanya sepakat bahwa perjuangan melawan korupsi adalah bagian dari jihad moral dan tugas mulia demi masa depan bangsa. (gus)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos