TASIKMALAYA | Priangan.com – Suasana haru menyelimuti Dusun Margamulya, Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 71 kepala keluarga harus meninggalkan rumah yang telah mereka tinggali bertahun-tahun akibat ancaman bencana geologis: pergerakan tanah yang tak kunjung mereda.
Tanah di permukiman itu perlahan-lahan terus bergeser, bahkan mencapai kecepatan tiga sentimeter per hari. Rumah-rumah mulai retak, kolam ikan rusak, hingga lahan pertanian seluas 10 hektare ikut terdampak. Tak hanya itu, satu masjid dan dua madrasah bahkan terpaksa dibongkar demi keselamatan warga.
“Total ada 110 KK terdampak, tetapi yang akan direlokasi pada tahap awal ini sebanyak 71 KK. Lokasi baru disiapkan di Bukit Darma, Dusun Sukahurip, dengan jarak sekitar 700 meter dari titik rawan,” ujar Kepala Desa Cikondang, Eros Rosita, Senin (16/6/2025).
Eros menjelaskan bahwa masing-masing keluarga akan mendapatkan bantuan dana relokasi sebesar Rp60 juta. Saat ini, prosesnya masih dalam tahap penyusunan dan kelengkapan administrasi.
Relokasi bukan hal mudah bagi warga. Selain harus melepas tempat tinggal dan kenangan masa lalu, mereka juga dihadapkan pada ketidakpastian tentang kehidupan baru. Namun, sebagian besar warga memahami bahwa keselamatan menjadi prioritas.
“Kami terus lakukan pendekatan ke warga agar mereka tenang dan tidak panik. Pergerakan tanah ini bukan hanya merusak rumah, tapi juga mengganggu aktivitas harian. Relokasi adalah jalan terbaik,” tambah Eros.
Camat Cineam, Amir Sudyana, menguatkan bahwa hasil kajian geologi menunjukkan wilayah Margamulya memang tak layak lagi untuk dihuni.
“Tanahnya sudah tidak stabil. Rekomendasinya jelas: lokasi ini tidak boleh lagi dijadikan permukiman. Kita alihkan ke lahan aman seluas 2 hektare di Sukahurip,” kata Amir.
Proses relokasi ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat: bahwa bencana tidak hanya mengubah lanskap fisik, tetapi juga membentuk ulang cara pandang terhadap hidup, kebersamaan, dan ketangguhan.
Meski mereka harus memulai kembali dari nol, harapan baru tengah bertunas di Bukit Darma — tempat di mana 71 keluarga akan membangun kembali masa depan yang lebih aman dan bermartabat. (yna)