JAKARTA | Priangan.com – Pada 11 Agustus 1968, Timnas Indonesia mencatatkan salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah sepak bola mereka dengan mengalahkan Jepang 7-0 di ajang Merdeka Cup.
Bertempat di Stadion Perak, Ipoh, Indonesia memperlihatkan dominasi yang luar biasa di Asia, dengan gol-gol yang dicetak oleh Jacob Sihasale (2 gol), Sutjipto Suntoro (3 gol), Abdul Kadir, dan Surya Lesmana.
Kemenangan tersebut bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga simbol kebangkitan sepak bola Indonesia di era tersebut, meskipun Jepang saat itu sudah mulai berkembang sebagai kekuatan sepak bola Asia.
Seiring berjalannya waktu, Jepang berkembang pesat menjadi salah satu tim sepak bola terkuat di Asia, bahkan dunia. Namun, kemenangan 7-0 Indonesia atas Jepang tetap tercatat sebagai momen bersejarah yang menginspirasi generasi penerus.
Momen manis itu akan dikenang menjelang pertandingan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan mempertemukan kedua tim pada Jumat (15/11) mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Timnas Indonesia, yang saat ini berada di posisi kelima klasemen dengan tiga poin dari empat pertandingan, membutuhkan kemenangan untuk mempertahankan asa lolos ke Piala Dunia.
Sementara itu, Jepang, yang menduduki posisi puncak klasemen dengan 10 poin, datang sebagai lawan tangguh dengan sejumlah pemain bintang yang merumput di Eropa, seperti Wataru Endo, Kaoru Mitoma, Takumi Minamino, dan Yuto Nagatomo.
Kehadiran tim Samurai Biru di Jakarta tidak hanya menarik perhatian penggemar sepak bola Indonesia, tetapi juga media lokal yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam meliput kegiatan timnas Jepang.
Sejak hari pertama, lebih dari 70 jurnalis Indonesia mengikuti sesi latihan tim Jepang, sebuah bukti bahwa timnas Jepang diterima dengan hangat di Indonesia. Bahkan, salah satu jurnalis, Muhammad Robbani dari Detik.com, menjadi sorotan karena meliput latihan Jepang dengan mengenakan jersey Tokyo Verdy.
Pertandingan yang akan datang di Gelora Bung Karno ini tidak hanya penting untuk Indonesia yang berjuang mempertahankan peluang di kualifikasi, tetapi juga menandai persaingan sengit antara dua negara yang memiliki sejarah panjang dalam dunia sepak bola Asia. Dengan semangat juang yang tinggi, Timnas Indonesia akan berusaha mencetak sejarah baru dan mengulang momen kebangkitan yang pernah terjadi pada tahun 1968. (mth)