BANGKOK | Priangan.com – Pada masa kolonialisme, ada satu negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Ya, negara tersebut adalah Thailand. Negeri Gajah Putih itu senantiasa merdeka walau negara-negara tetangganya seperti Burma, Laos, Kamboja, dan Vietnam, telah jatuh ke bawah kendali kolonial Inggris dan Perancis.
Salah satu alasan utama yang membuat Thailand berhasil menghindari penjajahan adalah karena posisi negaranya yang sangat strategis. Di akhir abad ke-19, Inggris tercatat berhasil menguasai Burma. Sementara Perancis, memiliki negara koloni di Indocina. Kedua kekuatan besar ini lebih memilih untuk tidak menaklukkan Thailand, dan menjadikannya sebagai negara penyangga guna menghindari konflik langsung di antara mereka.
Di sisi lain, faktor yang juga turut berpengaruh atas kemerdekaan Thailand di tengah era kolonialisme adalah kemampuan diplomasi dari Raja Chulalongkorn (Rama V), yang memerintah Thailand antara tahun 1868 dan 1910.
Dengan bijaksana, ia menerapkan kebijakan modernisasi yang terinspirasi dari Barat, mulai dari reformasi di bidang pendidikan, administrasi, hingga militer. Langkah-langkah ini tidak hanya memperkuat posisi internal Thailand, tetapi juga berhasil membuat negara tersebut tampak lebih beradab di mata bangsa Eropa, sehingga mereka pun lebih memilih untuk menjalin hubungan diplomatik ketimbang menempuh jalur invasi.
Selain itu, faktor geografis juga turut berperan dalam menghindarkan Thailand dari penjajahan. Wilayah Thailand yang notabene dikelilingi oleh pegunungan yang tinggi serta sungai-sungai besar, membuat bangsa Eropa berpikir ulang untuk menaklukkan negara ini.’
Kendati demikian, bukan berarti upaya-upaya penjajahan bangsa Eropa ke Negara Thailand tidak dilakukan. Tercatat, pada masa itu, ada beberapa bagian wilayah perbatasan Thailand yang dikuasai oleh mereka. Walau begitu, sepanjang sejarah masa kolonial, negara-negara Eropa itu faktanya tidak mampu menguasai negara Thailand secara keseluruhan. (ersuwa)