MANILA | Priangan.com – Berbicara soal perang, bukan hanya tentang penggunaan senjata dan kendaraan tempur belaka. Kadang, dibandingkan hal itu, taktik jauh lebih efektif. Hal ini pernah terbukti dari strategi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) di Filipina pada tahun 1950-an.
Kala itu, AS tengah membantu pemerintah Filipina yang sedang berupaya meredam perlawanan dari kelompok pemberontak Hukbalahap. Namun, pasukan Hukbalahap yang kerap bersembunyi di pedalaman hutan, seringkali membuat pasukan AS kewalahan untuk melawannya. Apalagi para prajurit AS tak begitu kenal dengan medan yang ada di Filipina.
Walhasil, mereka pun berupaya mencari cara agar pasukan Hukbalahap bisa keluar dari kawasan hutan. Singkat cerita, Amerika akhirnya memutuskan untuk menerapkan strategi yang terbilang unik, yaitu memanfaatkan kepercayaan masyarakat Filipina terhadap hal-hal berbau mistis untuk menjatuhkan mental lawan.
Lewat Edward Lansdale, salah satu intelijen AS yang sudah cukup lama tinggal di Filipina, AS menggunakan Aswang guna memancing pasukan Hukbalahap keluar dari hutan. Aswang sendiri merupakan sosok supranatural yang banyak ditakuti oleh masyarakat Filipina. Konon, makhluk ini digambarkan sebagai sosok menyeramkan yang gemar menghisap darah korbannya.
Untuk keperluan ini, Edward lantas meminta anak buahnya untuk menyebarkan isu soal keberadaan Aswang. Setelah isu mulai tersebar, ia memerintahkan sebagian anak buahnya melakukan penyergapan saat pasukan Hukbalahap bergerak di hutan.
Dengan senyap, mereka menyergap prajurit paling belakang lalu membunuhnya. Setelah dibunuh, pasukan AS kemudian membuat sebuah luka taring di bagian lehernya. Hal ini bertujuan agar semakin meyakinkan pasukan Hukbalahap kalau kabar soal Aswang itu nyata adanya.
Benar saja, saat mayat korban ditemukan oleh rekan-rekannya, rasa takut akan makhluk gaib perlahan mulai menyebar di kalangan mereka. Seiring semakin banyaknya korban, pasukan Hukbalahap akhirnya mulai enggan melakukan patroli di malam hari. Hal ini, memudahkan pemerintah Filipina untuk melakukan penyergapan.