GARUT | Priangan.com – Sembilan siswa dari berbagai sekolah menengah atas dan kejuruan (SMA/SMK) di Kabupaten Garut harus menjalani pembinaan khusus di barak militer Cikole, Lembang, Bandung. Mereka dikirim karena terlibat dalam berbagai pelanggaran disiplin, mulai dari ikut geng motor, tawuran, hingga sering membolos sekolah.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI Garut, Aang Karyana, membenarkan bahwa pengiriman para siswa bermasalah ini telah dilakukan dalam dua gelombang.
“Gelombang pertama ada tujuh siswa, gelombang kedua dua siswa. Mereka berasal dari beberapa sekolah, seperti SMKN 4 Garut, SMKN 6 Garut, dan SMAN 23,” ujar Aang saat ditemui di kantornya, Jumat (13/6/2025).
Menurut Aang, program pembinaan di barak militer ini merupakan upaya terakhir untuk menyelamatkan siswa dari perilaku menyimpang yang dapat merusak masa depan mereka. Ia menekankan bahwa pendekatan militer ini bukan bentuk hukuman, melainkan bagian dari pendidikan karakter yang lebih tegas dan disiplin.
“Pelanggarannya beragam, ada yang ikut geng motor, tawuran, tapi sebagian besar karena bolos, tidak taat aturan sekolah, bahkan sampai membangkang kepada orang tua,” jelasnya.
Para siswa yang dikirim ke barak militer menjalani pembinaan selama dua minggu. Mereka mengikuti kegiatan yang dirancang untuk menanamkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap aturan.
“Angkatan pertama sudah kembali ke sekolah setelah dua minggu. Nantinya mereka tetap dipantau dan dievaluasi secara berkala,” tambah Aang.
Sementara itu, dua siswa dari SMAN 23 Garut yang termasuk dalam gelombang kedua telah diberangkatkan ke Cikole sejak pekan lalu. Mereka juga dijadwalkan menjalani pembinaan selama dua minggu.
“Seluruh peserta pembinaan ini adalah siswa laki-laki. Kami harap dengan pembinaan ini mereka bisa berubah dan kembali fokus pada pendidikan,” tutupnya.
Langkah ini menjadi cerminan seriusnya dunia pendidikan di Garut dalam menangani kenakalan remaja yang belakangan kian marak. Diharapkan pendekatan berbasis disiplin ini bisa menjadi solusi untuk membina generasi muda yang lebih bertanggung jawab. (Az)