Teknologi Terbaru ITB dan Rumah Amal Salman Hadirkan Solusi Pangan Sehat untuk Masyarakat Garut

GARUT | Priangan.com — Rumah Amal Salman bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pemerintah Kabupaten Garut meluncurkan program inovatif untuk meningkatkan akses makanan bergizi bagi masyarakat kurang mampu dan pencegahan stunting melalui budidaya ikan Nila dan sistem aquaponik terpadu.

Program unggulan ini memanfaatkan teknologi Integrated Recirculate Aquaculture System (I-RAS) dan Bioflok yang terintegrasi dengan pertanian aquaponik dalam greenhouse seluas 370 meter persegi. Di atas lahan 1.200 meter persegi, terdapat 12 kolam budidaya ikan Nila yang diharapkan mampu memproduksi 1-4 ton ikan setiap panen, sekaligus menghasilkan sekitar 6.200 pot sayuran organik setiap dua minggu.

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengungkapkan optimisme besar terhadap program ini. Ia menilai sistem budidaya air tertutup yang hemat air ini sangat relevan diterapkan di berbagai wilayah Garut yang mengalami keterbatasan pasokan air.

“Program ini bisa menjadi model percontohan di beberapa daerah. Dengan penyesuaian skala dan teknik, kita bisa membuka peluang menyediakan makanan bergizi dengan harga terjangkau sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Syakur.

Selain itu, program ini diharapkan membuka akses masyarakat terhadap sumber protein berkualitas serta produk sayuran organik bernilai ekonomi tinggi, yang secara langsung dapat mendongkrak pendapatan warga.

Sementara itu, Prof. Irwan Meilano menyampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor ini adalah contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat terlibat aktif dalam pembangunan masyarakat melalui teknologi mutakhir yang ramah lingkungan.

“Teknologi budidaya ikan Nila dan aquaponik yang kami kembangkan memungkinkan efisiensi produksi sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem. Ini menjadi solusi strategis untuk peningkatan gizi masyarakat Garut,” jelas Prof. Irwan.

Ketua Umum Rumah Amal Salman, Mipi Ananta Kusuma, menegaskan komitmennya dalam mendukung program kampus berdampak yang diusung pemerintah pusat. Menurutnya, pendekatan berbasis kolaborasi dan adaptasi teknologi sesuai karakteristik lokal merupakan kunci sukses pengentasan masalah pangan dan stunting.

Lihat Juga :  Diduga Mengantuk, Mobil Istri Anggota DPRD Kota Tasikmalaya Masuk Sawah

“Kami percaya kolaborasi ini memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat Garut, sekaligus memperkuat sinergi antara lembaga sosial, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah,” tutup Mipi. (Az)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos