TASIKMALAYA | Priangan.com – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa malam hingga Rabu pagi (21/5/2025) memicu bencana alam berupa banjir dan longsor di berbagai kecamatan. Laporan sementara mencatat sejumlah titik terdampak, mulai dari wilayah utara hingga selatan Tasikmalaya.
Ketua Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (FK Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adi Setia, menyampaikan bahwa intensitas hujan tinggi semalam menjadi pemicu utama bencana ini.
“Sejak pagi kami menerima laporan dari berbagai wilayah mengenai banjir dan longsor. Ini dampak langsung dari hujan deras yang turun sepanjang malam,” ujarnya.
Di Kecamatan Sukaraja, longsor kecil dilaporkan terjadi di beberapa titik, sementara kawasan Pondok Pesantren Suryalaya tergenang air akibat meluapnya Sungai Citanduy.
Air juga mulai masuk ke permukiman warga di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, yang memang kerap terdampak banjir.
“Wilayah Sukaresik kembali tergenang. Kami sudah kirim tim untuk melakukan asesmen dan pemantauan langsung di lapangan,” lanjut Jembar.
Banjir juga terjadi di wilayah selatan, tepatnya di sekitar Dermaga Pamayangsari, Kecamatan Cikalong. Luapan Sungai Cilangla menyebabkan genangan di Jalan Tumaritis, yang merupakan akses penting menuju dermaga tersebut.
Di Kecamatan Salawu, satu rumah warga di Kampung Puspajegang, Desa Kutawaringin, rusak tertimbun longsor yang terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun rumah tersebut mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dihuni untuk sementara waktu.
Sementara itu, longsor juga terjadi di Kampung Pasir Angin, Kecamatan Sukahening. Tebing setinggi puluhan meter runtuh dan menimpa jalur alternatif penghubung antar kampung.
Dampak material mencakup jalan tertutup tanah longsor dengan ketebalan lebih dari dua meter serta satu rumah di atasnya mengalami retakan parah.
“Longsoran di Sukahening cukup besar. Salah satu rumah di atas tebing kini kondisinya tidak aman untuk ditempati,” jelas Jembar.
Hingga Rabu siang, tim penanggulangan bencana masih melakukan asesmen lanjutan dan berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk memastikan kebutuhan mendesak warga terdampak. Proses evakuasi dan pembersihan jalan juga mulai dilakukan di sejumlah lokasi.
Pemerintah daerah dan relawan kebencanaan mengimbau masyarakat di daerah rawan untuk tetap waspada, mengingat curah hujan masih tinggi dan potensi bencana susulan masih mungkin terjadi. (yna)