TASIKMALAYA | Priangan.com – Pemerintah terus mendorong transformasi pertanian di wilayah dataran tinggi melalui Program Upladn. Kabupaten Tasikmalaya menjadi salah satu daerah yang dipercaya mengembangkan padi organik dengan pendekatan agribisnis terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, menyebutkan program yang sudah berjalan sejak 2021 itu akan diperluas pada 2025–2026, dengan fokus pengembangan di wilayah utara, yakni Kecamatan Cisayong, Sukahening, Pagerageung, dan Sukaresik.
“Wilayah utara memiliki potensi besar untuk pertanian organik. Tasikmalaya sudah dikenal sebagai penghasil beras organik ekspor, hanya saja sempat terkendala pandemi,” ujar Tatang, Jumat (12/9/2025).
Program UPLAND periode baru mencakup 630 hektare lahan di 23 desa dengan melibatkan 2.732 petani, 37 kelompok tani, dan tiga Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Fokus pengembangannya meliputi pembangunan infrastruktur pertanian, penguatan kelembagaan petani, akses pembiayaan, pemasaran, hingga adopsi teknologi ramah lingkungan.
Menurut Tatang, petani Tasikmalaya sudah terbiasa menerapkan metode tanam tanpa olah lahan, memproduksi kompos, dan menggunakan pestisida hayati. Ditambah dengan tren global gaya hidup sehat, peluang pasar beras organik semakin terbuka luas.
“Program ini bukan sekadar proyek, tapi investasi jangka panjang. Harapannya mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah,” pungkasnya. (yna)