Tanpa Sebuah Alat Masak, Penggunaan Mesin Uap Mungkin Tak Pernah Terjadi

LONDON | Priangan.com – Selama hampir dua abad, mesin uap menjadi tenaga penggerak utama yang mengubah wajah dunia yang menggerakkan lokomotif, memutar roda pabrik, hingga mendukung berbagai industri besar. Namun, tak banyak yang tahu bahwa awal dari revolusi besar ini justru berakar dari satu alat masak di dapur. Alat ini semacam panci bertekanan tinggi bernama steam digester yang ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Denis Papin.

Denis Papin lahir pada tahun 1647 di desa kecil Chitenay, dekat kota Blois, Prancis. Ia menyelesaikan studi kedokteran di Universitas Angers pada 1669. Namun, jalan hidupnya tidak membawanya ke dunia pengobatan. Ketertarikannya pada ilmu alam mendorongnya untuk pindah ke Paris, tempat ia bertemu dengan ilmuwan ternama asal Belanda, Christiaan Huygens.

Dari persahabatan itu, lahirlah berbagai eksperimen ilmiah yang mengubah hidup Papin, salah satunya adalah percobaan dengan pompa udara dan vakum. Salah satu eksperimen paling mengesankan yang mereka lakukan adalah menciptakan mesin bubuk mesiu, sebuah alat di mana bubuk mesiu dinyalakan dalam sebuah silinder dan gas hasil ledakan yang mengembang menciptakan ruang hampa yang cukup kuat untuk mengangkat tujuh hingga delapan anak laki-laki dengan hanya beberapa gram mesiu. Gagasan tentang kekuatan vakum ini kelak menjadi inti dari eksperimen Papin di masa depan.

Pada 1674, Papin menerbitkan hasil percobaannya dan segera pindah ke Inggris. Di sana, ia bekerja sebagai asisten Robert Boyle, ahli kimia dan penemu besar asal Irlandia yang terkenal dengan Hukum Boyle. Bersama Boyle, Papin mempelajari fenomena magnetisme, pernapasan, kimia darah, dan tekanan udara.

Pengalaman itu menjadi bekal penting ketika pada 1679, Papin menciptakan alat pencerna uap atau steam digester, cikal bakal dari panci presto modern. Penemuannya ini ia dokumentasikan dalam sebuah risalah panjang berjudul ‘A New Digester for Softening Bones’, yang memuat uraian teknis, eksperimen, serta kumpulan resep masakan dari daging hingga jeli buah.

Lihat Juga :  Trio Minang yang Mengubah Wajah Pasar Senen

Alat pencerna uap Papin terdiri atas dua silinder kuningan berongga yang ditekan bersama dengan sekrup, dengan sebuah selongsong kaca di dalamnya untuk menampung bahan makanan. Ketika dipanaskan, tekanan uap di dalam alat meningkat.

Uniknya, alat ini dilengkapi katup pengaman berbobot yang secara otomatis terbuka bila tekanan terlalu tinggi dan kembali menutup ketika tekanan stabil, mencegah ledakan. Mekanisme sederhana ini menjadi prinsip dasar dalam sistem keselamatan ketel uap selama berabad-abad kemudian. Selain untuk memasak, alat ini juga dapat melunakkan tulang dan digunakan dalam produksi pupuk.

Pada 1690, Papin mulai melihat potensi pemanfaatan uap dalam bidang mekanik. Ia memadukan prinsip kerja digester dengan ide awal mesin mesiu yang pernah ia uji bersama Huygens. Ia merancang sketsa mesin dengan piston yang digerakkan oleh uap air, bukan mesiu.

Lihat Juga :  Nagoro, Desa Unik di Jepang yang Dihuni Ratusan Boneka

Air dipanaskan di bawah silinder, menghasilkan uap yang mendorong piston ke atas. Setelah uap mengembun, vakum terbentuk dan piston tertarik ke bawah. Gerakan ini dihubungkan dengan tali dan katrol, mampu mengangkat beban 60 pon per menit. Papin menghitung bahwa mesin dengan skala lebih besar bisa mengangkat beban 8.000 pon hingga empat kaki per menit.

Dalam tulisannya, ia bahkan menjelaskan potensi mesin ini untuk memompa air dari tambang, menggerakkan kapal, dan bahkan melempar bom. Ia juga mendesain ketel uap dengan tungku tertutup yang dikelilingi air, memungkinkan pembentukan uap dengan sangat cepat dan efisien.

Sayangnya, Papin tidak pernah berhasil membangun mesin ini sepenuhnya. Prototipe yang ia rancang tetap berada di atas kertas. Namun, rancangan itu kelak menjadi dasar penting dalam pengembangan mesin uap piston pertama yang benar-benar digunakan secara praktis dalam industri.

Lihat Juga :  Tips Memilih Laptop Untuk Pelajar

Papin melanjutkan hidupnya di Inggris, namun jauh dari kejayaan. Ia mengalami berbagai kesulitan, termasuk ketika beberapa karya ilmiahnya diserahkan ke Royal Society tanpa izin dan tanpa penghargaan atas jasanya. Peristiwa ini sangat mengecewakannya.

Pada tahun 1712, penemu asal Inggris Thomas Newcomen menciptakan mesin uap pertama yang berhasil digunakan secara praktis untuk mengangkat air dari tambang. Mesin ini menggabungkan banyak gagasan Papin, seperti piston, tekanan uap, dan vakum. Mesin Newcomen, walaupun boros bahan bakar, begitu efektif hingga digunakan secara luas di berbagai wilayah pertambangan di Inggris.

Tidak diketahui secara pasti apakah Papin mengetahui kesuksesan mesin Newcomen. Yang jelas, pada masa akhir hidupnya, ia tinggal dalam kemiskinan di London. Surat terakhirnya tertanggal 23 Januari 1712, dan selama bertahun-tahun diyakini bahwa ia meninggal pada tahun itu.

Namun, catatan pemakaman yang ditemukan dalam Arsip Metropolitan London menunjukkan bahwa Denis Papin meninggal pada 26 Agustus 1713. Pada 2016, untuk mengenang jasanya yang terlupakan, sebuah plakat peringatan didirikan di halaman Gereja St Bride di London sebagai bentuk penghormatan kecil bagi penemu besar yang ide-idenya meletakkan dasar bagi Revolusi Industri, meski ia sendiri mungkin tidak pernah melihat dampaknya. (LSA)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos