BANDUNG | Priangan.com – Perayaan ulang tahun pertama Rumah Sakit Universitas Padjadjaran (RS Unpad), Minggu (20/7/2025), tidak diwarnai pesta atau perayaan mewah. Sebaliknya, institusi kesehatan muda ini memilih jalur pengabdian—menggelar bakti sosial berupa pelayanan kontrasepsi jangka panjang, yaitu Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP). Sebanyak 30 peserta MOW dan 3 peserta MOP dilayani langsung oleh tim medis dalam kegiatan yang berlangsung penuh semangat dan empati itu.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, hadir mewakili Gubernur Jawa Barat dan menyampaikan pesan yang penuh harapan. Ia tak hanya menyampaikan ucapan selamat, tetapi juga menitipkan peran strategis RS Unpad dalam pembangunan keluarga dan kualitas sumber daya manusia Jawa Barat.
“Selamat ulang tahun pertama untuk RS Unpad. Semoga menjadi pelopor pelayanan kesehatan unggulan dan tetap konsisten dalam mendukung program pembangunan keluarga berencana dan kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” ujar Siska—akrab disapa Doksis—dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa rumah sakit bukan hanya tempat pengobatan, tetapi juga menjadi garda depan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, terutama melalui keterlibatannya dalam program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana). Di balik angka dan statistik, ada dampak nyata pada kehidupan perempuan, anak-anak, dan keluarga di berbagai penjuru Jawa Barat.
Menurut Doksis, indikator utama Bangga Kencana seperti Total Fertility Rate (TFR), unmet need (kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi), dan Modern Contraceptive Prevalence Rate (MCPR) menjadi tolok ukur penting. Data menunjukkan bahwa Jabar memiliki TFR sebesar 2,03, dengan disparitas signifikan antara kota dan kabupaten. Kota Bekasi mencatat TFR terendah 1,81, sedangkan Garut tertinggi dengan 2,35. Sementara unmet need Jawa Barat masih mencapai 11,2 persen, sedikit di atas rata-rata nasional 11,1 persen.
Meski begitu, capaian MCPR Provinsi Jawa Barat cukup membanggakan. Dari target 63,6 persen, realisasi mencapai 64,3 persen, melampaui rerata nasional yang berada di angka 61,7 persen. Kabupaten Sumedang menjadi daerah dengan capaian tertinggi: 76,1 persen. Namun untuk kontrasepsi jangka panjang atau MKJP, angka partisipasi masih tertinggal. Target 25,4 persen belum tercapai karena capaian Jabar masih di angka 22,8 persen—lebih rendah dari nasional yang sudah mencapai 25,5 persen.
“Masih banyak ruang untuk perbaikan. Tapi kegiatan seperti ini—di mana rumah sakit akademik mengambil peran proaktif—adalah langkah nyata dalam memperkuat akses dan kesadaran masyarakat,” jelas Doksis. Ia menilai keberanian RS Unpad melayani MOW dan MOP secara gratis sebagai bentuk nyata pengabdian ilmu untuk kemanusiaan.
Lebih jauh, Doksis mengingatkan bahwa program keluarga berencana bukan sekadar pengendalian penduduk. “Ini adalah investasi jangka panjang untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, memperkuat ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang. Jadi jangan pernah melihat KB hanya dari sisi teknis. Ini soal masa depan,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat: Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Dinas Kesehatan dan DPPKBPPPA Kabupaten Sumedang, BKKBN, hingga para tenaga medis dan penyuluh lapangan. Kolaborasi, kata dia, adalah kunci untuk menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas SDM, dan memastikan bahwa setiap keluarga di Jawa Barat hidup lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih sejahtera.
“Mari kita lanjutkan sinergi ini. RS Unpad punya potensi besar menjadi role model pelayanan kesehatan berbasis keluarga dan komunitas. Selamat ulang tahun, dan teruslah jadi rumah harapan bagi banyak orang,” pungkas Doksis. (yna)