YOGYAKARTA | Priangan.com – Enam daerah di Jawa Barat mencuri perhatian dalam ajang Akselerasi Pencapaian Quick Wins yang digelar Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan yang berlangsung di Yogyakarta pada Rabu malam (11/6/2025) ini menjadi panggung apresiasi atas kerja keras kabupaten dan kota dalam mengimplementasikan program Bangga Kencana dan menurunkan angka stunting.
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Depok menjadi tiga besar daerah yang meraih penghargaan terbanyak, masing-masing membawa pulang lima kategori. Menyusul kemudian Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Garut yang masing-masing meraih empat penghargaan. Seluruh daerah di Jawa Barat setidaknya mendapatkan satu penghargaan, mencerminkan partisipasi menyeluruh dalam mendukung program-program prioritas BKKBN.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, menjelaskan bahwa apresiasi ini bukan sekadar bentuk pengakuan, melainkan cara untuk mendorong daerah agar terus memperkuat sinergi dan inovasi.
“Apresiasi ini adalah hasil kerja nyata. Kita ingin mengangkat daerah-daerah yang betul-betul konsisten memperkuat indikator Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting. Penilaiannya pun berbasis juknis nasional, sehingga semua punya standar yang sama,” ujar Dadi dalam sambutannya usai menyerahkan penghargaan.
Menurut Dadi, sebanyak 33 kategori penghargaan disiapkan, terbagi dalam lima rumpun besar: keluarga berencana (KB), pengendalian penduduk (Dalduk), keluarga sejahtera dan pembangunan keluarga (KSPK), percepatan penurunan stunting (PPS), serta pemanfaatan dana alokasi khusus (DAK).
Untuk menjamin kredibilitas, sebagian besar kategori dinilai oleh panel juri lintas sektor dan kalangan profesional, tidak hanya internal BKKBN.
“Kami ingin menjunjung transparansi dan akuntabilitas. Karena itu, sejumlah kategori dinilai bersama mitra eksternal,” imbuh Dadi.
Berbagai inovasi dari daerah menjadi catatan positif BKKBN. Dalam kategori KB, misalnya, terdapat apresiasi untuk inisiatif pelayanan di pasar tradisional, produksi video komunikasi dan edukasi, pencapaian pelayanan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), hingga kolaborasi dengan bidan praktik mandiri.
Di sisi lain, untuk rumpun Dalduk, penilaian mencakup keberhasilan membentuk Kampung KB berkelanjutan, pengelolaan Rumah Data Kependudukan (RDK), hingga fasilitasi sistem peringatan dini pengendalian penduduk (Siperindu). Daerah yang berhasil memfasilitasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) juga mendapatkan penghargaan tersendiri.
Sementara dalam rumpun KSPK, apresiasi diberikan kepada daerah yang aktif dalam pembentukan kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), pengembangan Sekolah Lansia, dan penguatan ekonomi keluarga akseptor melalui UPPKA.
Khusus rumpun PPS, kategori yang diapresiasi termasuk pelaksanaan program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) serta daerah yang berhasil memenuhi target nasional prevalensi stunting di bawah 14 persen. Tak kalah penting, DAK dimanfaatkan secara efektif oleh sejumlah daerah, sehingga mendapatkan penghargaan pembinaan lini lapangan terbaik.
BKKBN menegaskan bahwa prestasi yang diraih daerah tidak terlepas dari sinergi berbagai pemangku kepentingan. Baik dari sektor kesehatan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, hingga pemerintah desa.
“Keberhasilan ini hasil kerja kolektif. Maka, ke depan, kami ingin daerah semakin memperkuat kolaborasi. Bukan hanya dengan BKKBN, tapi juga dengan sektor lainnya untuk menekan angka stunting dan memperkuat ketahanan keluarga,” tutur Dadi.
Dadi juga mengajak kabupaten/kota yang belum maksimal dalam beberapa indikator untuk terus berbenah. Menurutnya, penghargaan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat ukur untuk memastikan pembangunan keluarga di daerah berjalan secara adil dan merata. (yna)