Daily News

Sudan dan UEA Bentrok di PBB atas Tuduhan Dukungan Militer

Sudan dan UEA saling tuduh terkait dukungan militer dalam konflik Sudan | reuters

NEW YORK | Priangan.com –   Ketegangan mencuat di Dewan Keamanan PBB pada Selasa (18/6) saat Sudan dan Uni Emirat Arab (UEA) saling tuduh terkait dukungan militer dalam konflik Sudan yang berlangsung sejak April tahun lalu.

Duta Besar Sudan untuk PBB, Al-Harith Idriss Al-Harith Mohamed, menuduh UEA memberikan senjata kepada Pasukan Dukungan Cepat (RSF), kelompok paramiliter yang bertikai dengan tentara Sudan. Tuduhan itu disampaikan di hadapan para anggota Dewan Keamanan, memperkeruh situasi yang sudah panas.

Duta Besar UEA untuk PBB, Mohamed Abushahab, segera membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai “menggelikan” dan palsu. Ia menuduh Mohamed berusaha mengalihkan perhatian dari pelanggaran berat yang terjadi di lapangan. Pernyataan itu semakin memperuncing ketegangan antara kedua negara di forum internasional tersebut.

Pemantau sanksi PBB telah menggambarkan tuduhan bahwa UEA memberikan dukungan militer kepada RSF sebagai sesuatu yang “kredibel”. Meski demikian, UEA terus membantah keterlibatan dalam dukungan militer kepada pihak-pihak yang bertikai di Sudan.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pekan lalu mengadopsi resolusi yang mendesak negara-negara untuk menghindari campur tangan eksternal yang dapat memicu konflik dan ketidakstabilan di Sudan.

Konflik yang meletus pada April tahun lalu ini telah mengakibatkan hampir 25 juta orang atau setengah dari populasi Sudan, membutuhkan bantuan kemanusiaan. Ancaman kelaparan semakin nyata, dan sekitar delapan juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Amerika Serikat menuduh pihak-pihak yang bertikai di Sudan telah melakukan kejahatan perang. RSF dan milisi sekutunya disebut terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan etnis. Tuduhan itu menambah tekanan internasional bagi penyelesaian konflik di Sudan.

Dalam sesi Dewan Keamanan, Abushahab menantang Mohamed dengan pertanyaan tajam mengenai mengapa Sudan menolak perundingan damai di Jeddah jika benar-benar ingin mengakhiri konflik.

Tonton Juga :  China Kecam Tuduhan AS dan Jepang Mengenai Isu Maritim dan Pengembangan Militer

“Jika mereka berupaya mengakhiri konflik dan penderitaan warga sipil, lalu mengapa mereka tidak datang ke perundingan Jeddah? Mengapa mereka memblokir bantuan? Tunggu apa lagi?” ujarnya seperti dilansir Reuters.

Mohamed lantas menanggapi dengan keras, menuduh UEA sebagai sponsor terorisme dan menyatakan bahwa perdamaian di Sudan hanya dapat dicapai jika ada niat yang murni dari semua pihak yang terlibat.

Ketegangan ini menunjukkan betapa sulitnya jalan menuju perdamaian di Sudan, dengan berbagai tuduhan dan saling menyalahkan yang terus menghambat proses dialog dan resolusi konflik. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: