TASIKMALAYA | Priangan.com – Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, kini menjadi sorotan usai ditetapkan sebagai salah satu pengelola awal Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat.
Yayasan ini, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai pengelola lembaga pendidikan berbasis Islam, kini turut ambil bagian dalam upaya pemenuhan gizi siswa di wilayahnya.
Terletak di Desa Manggungsari, yayasan ini mengelola SMP IT Abu Bakar Ash-Shiddiq Fullday School dan mulai memperluas kiprahnya ketika Program MBG dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Mereka menjadi satu dari dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pertama yang beroperasi di Kabupaten Tasikmalaya.
Perubahan arah kegiatan yayasan ini menunjukkan respons cepat terhadap kebutuhan nasional akan peningkatan gizi anak-anak sekolah. Namun, tantangan muncul ketika insiden keracunan makanan menimpa ratusan siswa di wilayah Tasikmalaya, memunculkan kekhawatiran publik terhadap keamanan makanan dalam program tersebut.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan pihaknya tengah melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden itu, termasuk mengevaluasi sistem yang dijalankan oleh seluruh SPPG, baik yang dikelola negara maupun mandiri seperti milik Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
“Semua aspek mulai dari bahan baku hingga distribusi akan kami periksa. Investigasi mendalam dibutuhkan agar tidak ada titik lemah yang terlewat,” ujar Dadan dalam pernyataan resmi, Sabtu (3/5/2025).
Menanggapi isu tersebut, Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Michael Julius Tobing, memastikan bahwa seluruh proses pengolahan makanan telah mengikuti standar ketat. Ia menegaskan bahwa setiap bahan pangan, mulai dari ayam, tahu, sayuran, beras hingga kentang, diperiksa secara menyeluruh sebelum dimasak dan dikirim ke siswa penerima manfaat.
“Hasil uji awal dari tim gizi kami menunjukkan makanan dalam kondisi baik sebelum distribusi. Kami mengikuti prosedur sesuai SOP,” tegas Michael.
Yayasan ini kini berada di tengah sorotan publik, tidak hanya karena posisinya sebagai pelaksana awal MBG di Rajapolah, tetapi juga sebagai contoh bagaimana lembaga pendidikan bisa bertransformasi menjadi bagian dari program strategis nasional.
Evaluasi BGN atas kasus keracunan diharapkan bisa menghasilkan perbaikan sistem menyeluruh tanpa mengurangi kepercayaan terhadap pengelola seperti Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang telah menunjukkan itikad baik dan kesigapan menghadapi tantangan. (yna)