TASIKMALAYA | Priangan.com – Kolonial dibuat marah oleh artikel bertajuk “Si Roda Mala” yang dimuat dalam Sipatahoenan. Artikel itu ditulis oleh Soetisna Sendjaja, redaktur Sipatahoenan, pada bulan November 1926. “Si Roda Mala” mengkritik keras atas tindakan pemerintah Kolonial terkait penyelesaian kasus pemberontakan Komunis 1926.
Soetsen menilai, pemerintah telah melanggar undang-undang karena tindakannya terhadap pemberontak komunis di luar batas kemanusiaan. Pemerintah kolonial pun mengancam para pelanggan dan redaktur Sipatahoenan.
Akibatnya, para pelanggan mesti membaca Sipatahoenan secara sembunyi-sembunyi. Bahkan tidak sedikit di antara mereka terpaksa harus berhenti berlangganan karena ketakutan. Setiap malam Soetisna Sendjaja mendapatkan teror dengan diteriaki “roda mala! Roda Mala!” di halaman rumahnya.
Puncaknya, kediaman Soetisna Sendjaja dinodai dengan kotoran manusia oleh orang-orang tidak dikenal. Kasus ini pun berlanjut ke Pengadilan Tasikmalaya yang digelar pada 19 September 1927. []
Naskah: Irfal Mujaffar | Editor Video: Arie Budiman