TASIKMALAYA | Priangan.com – SMA Al Muttaqin Tasikmalaya terus berkomitmen mencetak generasi muttaqin yang rahmatan lil alamin atau menjadi rahmat bagi seluruh umat. Para pelajarnya dibekali pengalaman serta wawasan global, terutama dalam memperkuat ukhuwah Islamiah dan persatuan umat Islam dunia.
Sejak 2023, penderitaan masyarakat Palestina akibat penjajahan Israel dan sekutunya semakin meningkat.
“Karena itu, edukasi mengenai persatuan umat Islam sangat diperlukan. Melalui Agsa Working Group (AWG), kami berkesempatan bertemu dengan Guru Besar Universitas Gaza, Prof. Mahmoud Anbar, untuk berbagi wawasan mengenai kondisi terkini di sana,” ujar Kepala SMA Al Muttaqin, In In Kadarsolihin, M.Pd., di kompleks SMA Al Muttaqin, Jumat, 14 Maret 2025.
Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, salah satu poin penting yang mengemuka adalah pentingnya dukungan moral bagi rakyat Palestina dalam perjuangan mereka meraih kemerdekaan. Palestina sendiri pernah memberikan dukungan moral kepada Indonesia saat masih dijajah, sehingga kini saatnya masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, menunjukkan solidaritasnya.
“Para pelajar yang nantinya akan menjadi bagian dari masyarakat global harus memahami bahwa hidup tidak hanya berfokus pada nasionalisme sempit. Semangat ukhuwah Islamiah harus terus ditanamkan dan diperkuat, di mana penderitaan masyarakat di Gaza juga merupakan penderitaan setiap umat Muslim di Indonesia,” tambahnya.
Dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan 1446 H, para pelajar SMA Al Muttaqin menginisiasi program “One Day One Coin”. Tercatat, dalam tiga hari, program ini berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp 6 juta, yang akan disalurkan untuk renovasi Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza yang terdampak perang.
“Dana tersebut telah kami titipkan langsung kepada AWG,” ungkapnya.
Sementara itu, Syaikh Prof. Mahmoud Anbar menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Palestina sangat dekat, karena memiliki banyak kesamaan, mulai dari akidah, Al-Qur’an, Nabi, hingga kiblat, serta kecintaan yang sama terhadap Masjid Al Aqsa.
“Mempertahankan bumi para nabi, termasuk Masjid Al Aqsa, bukan hanya tanggung jawab warga Gaza, tetapi juga tanggung jawab seluruh umat Muslim di dunia. Dengan dukungan dan doa dari masyarakat Indonesia, kami merasa memiliki tambahan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi penjajahan ini,” ujarnya. (Yga)