Historia

SK Trimurti; Dari Pena ke Perjuangan, Warisan Seorang Ikon Jurnalisme Perempuan

Sosok Soerastri Karma Trimurti bersama putra pertamanya di tahun 1939. | Koleksi Perpustakaan Nasional RI, No. Panggil - L3180

JAKARTA | Priangan.com – Dalam sejarah perjalanan jurnalisme dan aktivisme perempuan di Indonesia, nama SK Trimurti tak dapat diabaikan. Sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia media dan gerakan perempuan, ia bukan hanya dikenal sebagai seorang jurnalis, tetapi juga sebagai pejuang hak-hak perempuan dan kebebasan berpendapat.

SK Trimurti atau Soerastri Karma Trimoerti, lahir pada 11 Mei 1912 di sebuah keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar terhadap dunia literasi dan pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia melanjutkan ke sekolah menengah yang kemudian membawanya untuk meraih pendidikan tinggi. Kecintaannya pada sastra dan bahasa membentuk kariernya di dunia jurnalisme.

Trimurti memulai kariernya sebagai jurnalis di media “Akhbar Indonesia,” di mana ia mengasah kemampuan menulis dan melaporkan berita. Namun, peran besarnya sebagai jurnalis mulai terlihat ketika ia bergabung dengan “Harian Rakyat” dan kemudian “Harian Merdeka,” di mana ia dapat menyuarakan pendapat dan kepentingan rakyat, terutama suara perempuan.

Salah satu momen paling bersejarah dalam kariernya adalah ketika ia menjadi redaktur di “Harian Merdeka.” Di sini, SK Trimurti menampilkan keberanian untuk mengangkat isu-isu yang sering diabaikan, seperti kesetaraan gender, pendidikan untuk perempuan, dan keadilan sosial. Ia percaya bahwa media harus menjadi alat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan.

Selain menjadi jurnalis, SK Trimurti juga aktif dalam berbagai organisasi perempuan. Ia mendirikan Perhimpunan Perempuan Indonesia (PPI) pada tahun 1945, yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di tengah ketidakpastian politik dan sosial pasca-kemerdekaan. Dalam organisasi ini, ia bekerja untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang hak-hak mereka dan mendorong mereka untuk terlibat dalam politik dan kehidupan publik.

Tonton Juga :  Menghadapi Kapitalisme, Karl Marx dan Manifesto yang Mengubah Dunia

Salah satu pencapaian terpentingnya adalah keberaniannya dalam menentang pengekangan kebebasan berpendapat. Dalam situasi politik yang sering kali mengekang suara rakyat, SK Trimurti berjuang tanpa lelah untuk kebebasan pers. Ia mengadvokasi perlunya jurnalisme yang bebas dan independen sebagai landasan bagi demokrasi yang sehat.

SK Trimurti bukan hanya seorang jurnalis; ia adalah pelopor bagi generasi perempuan berikutnya dalam jurnalisme dan aktivisme. Dengan komitmennya yang kuat terhadap keadilan sosial, ia telah menginspirasi banyak perempuan untuk mengejar karier di bidang media dan berkontribusi dalam perjuangan hak asasi manusia.

Sosoknya tetap dikenang dalam sejarah jurnalisme Indonesia, terutama sebagai salah satu wanita yang berani berbicara di depan publik pada masa yang sulit. Ketekunannya dalam menuntut perubahan dan keadilan menjadikannya salah satu ikon dalam gerakan perempuan di Indonesia.

Dengan segala perjuangannya, SK Trimurti berhasil membentuk wajah jurnalisme dan memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. Ia adalah contoh nyata bahwa suara perempuan memiliki kekuatan yang tak terhingga dalam memengaruhi perubahan sosial. Dalam era modern ini, warisannya tetap hidup sebagai pengingat akan pentingnya kebebasan berpendapat dan kesetaraan gender dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan demokratis. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: