NEW YORK | Priangan.com – Air Conditioning (AC) kini sudah jadi sebuah benda yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau dulu benda ini hanya mampu dimiliki oleh kalangan tertentu saja, kini tidak demikian. Hampir semua orang bisa memilikinya. Harganya yang sudah terjangkau jadi alasannya.
AC bahkan saat ini sudah menggeser keberadaan kipas angin sebagai alat penyegar ruangan. Kalau hawa terasa panas, pencet tombol remot, AC pun nyala. Beberapa saat kemudian, udara segar nan dingin menyelimuti seluruh ruangan. Tingkat kesegaran AC yang lebih baik dari kipas angin membuatnya lebih unggul sehingga tak sedikit pengguna kipas angin konvensional yang beralih ke AC.
Lantas, siapa orang yang pertama kali menemukan AC? Adalah Willis Carrier, seorang pria berkebangsaan Amerika Serikat. Dilansir dari berbagai sumber, kisah Willis menemukan AC dimulai ketika dirinya terinspirasi oleh konsep pendinginan buatan yang diciptakan oleh Dr. John Gorrie.
Pada saat itu, Doktor asal florida, Amerika Serikat tersebut berhasil merancang sebuah mesin yang bisa mengeluarkan es dengan sebuah kompresor. Namun, dalam pengembangannua mesin tersebut gagal lantaran terkendala urusan biaya.
Sejak saat itulah, konsep pendinginan yang digagas Gorrie kemudian dikembangkan oleh Willis yang kala itu bekerja di Buffalo Forge Company, sebuah pabrik produsen peralatan mesin kipas. Di sana, ia lalu mencoba membuat pemanas dan pengering untuk kayu dan kopi menggunakan konsep tersebut.
Singkat cerita, Willis berhasil membuat alat tersebut. Berkat mesin miliknya, perusahaan tempat ia bekerja bahkan berhasil menghemat hingga $40.000 per tahunnya. Sebagai bentuk penghargaan, Willis pun diangkat menjadi pemimpin departemen baru yang bergerak di bidang teknik eksperimental.
Di posisi barunya ini, Willis diminta untuk membuat sebuah mesin yang bisa menjaga kelembaban udara untuk pabrik percetakan. Pasalnya, hawa yang panas seringkali membuat halaman majalah lengket dan kusut.
Setelah diminta membuat alat itu, Willis akhirnya merancang sebuah sistem pelembab udara dengan pemanfaatan air sebagai media pendingin. Lahirlah Apparatus for Treating Air. Dengan benda ini, Willis sukses membuat ruangan menjadi lembab dan memberikan sensasi dingin yang menyegarkan.
Dalam pengembangannya, Willis kemudian melihat ada potensi lain yang bisa dimanfaatkan dari benda penemuan terbarunya ini. Ia menilai Apparatus for Treating Air bisa dipakai orang-orang sebagai pendingin ruangan. Benda inilah yang jadi cikal bakal AC.
Seiring berjalannya waktu, Willis terus menyempurnakan penemuannya ini. Kala itu ia mencoba menambahkan sistem kontrol otomatis untuk mengatur kelembapan dan suhu udara.
Sekitar tahun 1911 Willis kemudian bertemu dengan salah seorang insinyur lulusan Universitas Kentucky, Irvine Lyle. Mereka berdua akhirnya menjadi partner dan mendirikan sebuah perusahaan bernama Carrier Engineering Corporation di New York City pada tahun 1915.
Lewat perusahaan tersebut, Willis dan Irvine mengembangkan Apparatus for Treating Air bersama hingga berhasil menemukan sebuah mesin pendingin sentrifugal. Mesin ini lebih baik dari penemuan Willis sebelumnya, pasalnya, mesin pendingan sentrifugal ini lebih hemat dalam urusan biaya produksi.
Setelah diperkenalkan ke publik, mesin tersebut menarik perhatian banyak pengusaha. Tak sedikit dari mereka yang memesan dan memasang mesin pendingin ini di tempat usahanya. Seiring waktu, mesin buatan Willis dan Irvine semakin dikenal luas. Permintaan pemasangan pun meningkat pesat, yang awalnya hanya digunakan untuk keperluan pertokoan, kini alat tersebut juga dipasang di rumah untuk mendinginkan udara di dalam ruangan.
Dari pengembangan Willis dan Irvine itulah, mesin AC terus berkembang dengan penambahan berbagai fitur canggih seperti yang bisa kita temui sekarang. (ersuwa)
