JAKARTA | Priangan.com – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengemukakan kritik tajam terhadap kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam sebuah diskusi yang disiarkan di kanal YouTube TV Parlemen pada Senin (9/9).
Dalam acara tersebut, JK menyoroti perlunya pemimpin yang benar-benar memahami dunia pendidikan untuk menjalankan tugas sebagai Mendikbudristek dengan lebih efektif.
Tak berhenti disana, JK juga memulai diskusi dengan mengenang para tokoh pendidikan terdahulu yang dianggap memiliki kontribusi besar dalam membangun pondasi pendidikan Indonesia. Ia menyebut nama-nama besar seperti Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa, yang prinsip-prinsipnya masih menjadi rujukan hingga saat ini.
Selain itu, JK juga menyinggung tokoh-tokoh seperti Daoed Joesoef, Syarief Thayeb, dan Anies Baswedan yang dianggap memiliki latar belakang kuat di bidang pendidikan.
Namun, perhatian terbesar tertuju pada kritiknya terhadap Nadiem Makarim. JK menilai, Nadiem, yang berlatar belakang teknologi dan bisnis, tidak memiliki cukup pengalaman di bidang pendidikan. Hal ini menurutnya berdampak pada kurangnya keterlibatan langsung Nadiem dalam mengatasi masalah pendidikan di lapangan.
“Ada kemudian Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman guru, bidang pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor,” ujar JK dalam diskusi tersebut.
Lebih lanjut, JK membandingkan Nadiem dengan menteri-menteri pendidikan sebelumnya yang menurutnya lebih memahami seluk-beluk pendidikan nasional. Ia menyayangkan kurangnya kehadiran fisik Nadiem di kantor dan interaksi langsung dengan masyarakat pendidikan, yang menurutnya menjadi salah satu hal penting dalam memimpin kementerian besar seperti Kemendikbudristek.
JK juga mengibaratkan Kemendikbudristek sebagai perusahaan besar yang memerlukan CEO (pimpinan) yang aktif dan berpengalaman dalam bidang yang relevan. Dalam konteks ini, JK menyebut bahwa seorang pemimpin pendidikan seharusnya hadir secara fisik dan intelektual untuk bisa memahami persoalan yang ada.
“Minta maaf ya, karena saya minta ketemu tapi ketemu di apartemen. Saya katakan aja supaya yang ke depan jangan begitu pilih menteri. Karena bagaimana, berapa puluh anggaran dikasih kalau CEO-nya begini, bagaimana bisa jadi,” tambah JK
Di akhir pernyataannya, JK juga memberikan masukan untuk masa depan dunia pendidikan Indonesia, terutama di masa pemerintahan Prabowo Subianto yang akan datang. Ia berharap, menteri pendidikan berikutnya diambil dari kalangan yang sudah berpengalaman di dunia pendidikan dan riset, seperti halnya para tokoh terdahulu.
Dengan kritik ini, JK menekankan pentingnya sosok Mendikbudristek yang benar-benar memahami tantangan pendidikan dan mampu berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah, demi terciptanya pendidikan yang lebih baik di Indonesia. (mth)