GARUT | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Garut bersama Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Tarogong Kaler memulai pembangunan Sekretariat DPAC di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler. Gedung ini nantinya menjadi pusat kegiatan para guru ngaji dan pengurus madrasah diniyah setempat.
Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Garut, Bambang Hafidz, yang hadir dalam seremoni peletakan batu pertama, menyebut pembangunan ini sebagai bukti nyata sinergi masyarakat dalam mendukung pendidikan agama.
“Ini bukan hanya tentang berdirinya sebuah gedung, tapi tentang semangat gotong royong yang tumbuh dari bawah. Pemerintah sangat mengapresiasi kontribusi masyarakat, terutama yang mewakafkan tanah dan berperan aktif dalam proses pembangunan,” ujar Bambang.
Ia menekankan bahwa keberadaan sekretariat ini sebaiknya tidak berhenti pada fungsi administratif semata. Lebih jauh, bangunan ini diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan yang mendorong penguatan syiar Islam dan pendidikan diniyah di tingkat akar rumput.
“Jangan hanya jadi kantor, mari jadikan tempat ini hidup dengan berbagai kegiatan keagamaan, pelatihan, hingga pemberdayaan guru ngaji,” tambahnya.
Ketua DPC FKDT Kabupaten Garut, Atep Taofiq Mukhtar, turut hadir dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan penghargaan mendalam kepada keluarga almarhumah Hj. Siti Roqayah binti Hj. Mansyur yang telah mewakafkan tanah seluas 42 tumbak demi pembangunan sekretariat ini.
“Tanah ini bukan sekadar lahan, tapi bentuk kepedulian spiritual terhadap masa depan pendidikan Islam. Semoga wakaf ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir,” ujar Atep penuh haru.
Menurutnya, pembangunan sekretariat ini bukan hanya untuk DPAC Tarogong Kaler semata, tetapi diharapkan memberi manfaat luas bagi warga diniyah dan para guru ngaji di sekitarnya.
Ia juga berharap, peletakan batu pertama ini bisa menjadi pemantik bagi kecamatan lain di Garut untuk turut membangun fasilitas serupa, demi mendukung eksistensi lembaga pendidikan diniyah yang selama ini menjadi benteng moral dan spiritual masyarakat.
“Guru ngaji adalah fondasi pendidikan karakter. Sudah saatnya mereka mendapat tempat yang layak untuk beraktivitas dan berorganisasi. Semoga semangat ini bisa menyebar ke seluruh kecamatan,” pungkasnya. (Az)