Sekolah Masuk 06.30, Orangtua Protes: Sulit Siapkan Sarapan dan Transportasi

TASIKMALAYA | Priangan.com – Kebijakan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang mempercepat jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB menuai reaksi dari masyarakat. Meski mengacu pada program Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sejumlah orangtua mengaku kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Yunyun (44), warga Kecamatan Cihideung, mengaku kewalahan sejak aturan baru diterapkan. Ia memiliki empat anak, tiga di antaranya duduk di bangku SD, SMP, dan SMA yang lokasinya berjauhan.

“Kalau harus bangun sebelum subuh hanya untuk menyiapkan sarapan dan mengantar mereka ke sekolah yang berbeda lokasi, jelas kami sangat kewalahan. Apalagi kendaraan hanya satu, dan angkutan umum tidak semuanya bisa menjangkau sekolah mereka tepat waktu,” kata Yunyun, Kamis (31/7/2025).

Ia menyebut, kebijakan itu mungkin bertujuan baik untuk melatih disiplin, tetapi tidak memperhitungkan kondisi sosial masyarakat yang beragam. “Kami bukannya tidak mau disiplin, tapi aturannya harus sesuai dengan kondisi lapangan. Kalau masuk jam 07.00 saja itu sudah cukup pagi,” ujarnya.

Keluhan senada disampaikan Nunung (55), warga Kecamatan Salopa. Nunung tidak memiliki kendaraan pribadi, sementara anak-anaknya harus menempuh jarak cukup jauh ke sekolah.

“Kalau jam masuk sekolah pukul 6.30, anak-anak harus berangkat jam lima lebih. Di kampung kami belum ada angkot sepagi itu. Dan kami tidak punya motor. Setiap hari kami harus titip anak ke tetangga atau berjalan kaki,” ungkapnya.

Menurutnya, waktu pagi yang begitu sempit juga menyulitkan dalam urusan rumah tangga. Menyiapkan makanan, perbekalan, dan mengantar anak-anak dalam waktu bersamaan menjadi tantangan tersendiri. Ia berharap pemerintah meninjau ulang aturan tersebut dan mempertimbangkan kondisi geografis dan ekonomi masyarakat.

Meski menerima kritik dari sebagian warga, Pemerintah Kota Tasikmalaya tetap melanjutkan penerapan aturan tersebut. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi, menegaskan bahwa sejauh ini pelaksanaan di lapangan berjalan normal.

Lihat Juga :  Dari Sawah ke Parlemen: Perjalanan Hidup Aef Syarifudin Menembus Batas Takdir

“Tidak ada gangguan signifikan. Semua sekolah dari jenjang SD hingga SMA/SMK sudah menyesuaikan. Ini bukan sekadar soal waktu, tapi bagian dari pembentukan karakter siswa agar lebih disiplin,” ujar Tedi.

Lihat Juga :  Angka Stunting Nasional Turun Berkat Jawa Barat, Wihaji: Kuncinya Ada di Sini!

Ia menambahkan, pihaknya akan terus memantau dampak kebijakan tersebut, namun belum ada rencana untuk mengubah waktu masuk sekolah. “Kita memahami ada penyesuaian. Tapi justru di situlah proses pendidikan karakter dimulai. Bangun pagi, bersiap lebih awal, adalah nilai-nilai yang penting diajarkan,” katanya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos