Sekolah Lansia di Garut Jadi Model Baru Pendidikan Komunitas

GARUT | Priangan.com – Pemerintah Kabupaten Garut mulai menempuh pendekatan berbeda dalam menyikapi persoalan populasi lanjut usia. Bukan hanya menyantuni, tapi mengajak mereka kembali aktif, mandiri, dan bermanfaat bagi lingkungan. Salah satunya melalui program Sekolah Lansia Tangguh Bahagia (Selantang) yang kini memasuki periode kedua di Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangpawitan.

Peluncuran program ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Acara turut dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut, Yayan Waryana.

Dalam sambutannya, Yayan menegaskan bahwa program Sekolah Lansia Tangguh bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lansia di desa. Ia menyebut Tanjungsari sebagai desa pelopor yang layak dijadikan rujukan oleh wilayah lain.

“Desa ini sudah memulai sejak periode pertama. Ini bukti bahwa pemberdayaan lansia tidak hanya bergantung pada anggaran besar, tapi juga pada komitmen sosial dan semangat kolaborasi,” kata Yayan.

Ia menjelaskan, pada masa tua, warga tetap membutuhkan ruang untuk berkembang dan berkontribusi. Sekolah lansia memberi ruang itu dalam bentuk edukasi komunitas, penguatan peran keluarga, dan pendekatan spiritual hingga ekonomi. Dengan begitu, lansia tidak merasa terpinggirkan, melainkan tetap menjadi bagian aktif dari masyarakat.

Sementara itu, Kepala Sekolah Lansia Bahagia, Mahmud Daryana, menjelaskan bahwa Selantang dikembangkan dengan pendekatan pentahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dunia usaha, dan media. Model ini menjadikan sekolah lansia lebih inklusif, tidak semata program pemerintah, tetapi juga gerakan sosial.

Mahmud menambahkan, pembelajaran di sekolah lansia dibangun berdasarkan tujuh dimensi ketangguhan, yakni spiritualitas, kesehatan fisik, keseimbangan psikologis, pengetahuan, relasi sosial, kemandirian ekonomi, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Lihat Juga :  Peduli Kaum Sepuh, PD. Aisyiyah Kab. Tasik Launching Program Daycare Lansia

“Ini bukan kelas biasa. Di sini mereka berdiskusi, belajar praktik kesehatan, berbagi pengalaman mengasuh cucu, bahkan berdialog soal isu sosial di lingkungan,” jelasnya.

Sejak didirikan pada Maret 2023, Sekolah Lansia Tangguh Desa Tanjungsari telah menjangkau tiga desa dan satu kelurahan, yakni Desa Lebak Agung, Tanjungsari, Godog, dan Kelurahan Lebakjaya. Sebanyak 34 peserta telah diwisuda dalam seremoni di Bandung, yang turut dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

Lihat Juga :  Cetak Sejarah! Pemkab Bandung Raih Predikat Kinerja Tinggi dari Pemerintah Pusat

Mahmud berharap sekolah lansia tidak hanya berhenti di Tanjungsari. Ia mendorong agar pemerintah kabupaten menyiapkan regulasi dan dukungan anggaran agar model ini bisa dikembangkan lebih luas.

“Kita tidak bicara charity (amal), tapi investasi sosial. Kalau lansia punya ruang, mereka bisa menjaga keluarga, mendorong nilai positif di lingkungan, bahkan mendukung ketahanan masyarakat dari dalam,” tuturnya.

Yayan Waryana sepakat bahwa tantangan masa depan harus diantisipasi sejak sekarang. Ia menyebut jumlah penduduk lansia di Garut terus meningkat setiap tahun, sehingga pendekatan konvensional tak lagi cukup. Dibutuhkan program transformatif seperti Selantang untuk menjaga keseimbangan sosial di tengah perubahan demografis.

“Kalau semua desa bisa menjalankan program seperti ini, saya optimis Garut akan menjadi contoh nasional dalam pemberdayaan warga lanjut usia,” pungkas Yayan. (Az)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos