Sekolah Almamater Wabup Tasikmalaya Nyaris Runtuh, Murid Belajar di Tengah Bayang-bayang Bahaya

TASIKMALAYA | Priangan.com – SDN Mandalawangi di Desa Lengkongbarang, Kecamatan Cikatomas, menjadi saksi bisu bagaimana pendidikan di pelosok bisa tetap bertahan meski bangunan sekolah nyaris roboh. Sekolah yang dulu menjadi tempat menimba ilmu Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi, kini dalam kondisi yang memprihatinkan.

Dari tujuh ruang kelas yang ada, tiga di antaranya sudah tak digunakan sejak tiga tahun lalu. Kondisinya rusak parah—atap bocor dan rapuh, plafon lapuk menggantung, dinding retak bahkan runtuh, jendela ditopang batang bambu, hingga sampah yang menumpuk di pojok-pojok ruang kelas kosong. Sementara empat ruangan lain dimaksimalkan sebisanya untuk menampung seluruh siswa.

Sekolah ini didirikan sejak tahun 1976 dan belum pernah mengalami renovasi besar. Kini, seiring usia bangunan yang sudah renta, sekolah tersebut terancam tak layak fungsi. Namun semangat para guru dan siswa tak ikut runtuh bersama tembok-tembok tua.

Dede Mulyati, Plt Kepala SDN Mandalawangi, mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar masih berjalan normal meski dalam keterbatasan. Mereka terpaksa mengatur ulang kelas berdasarkan jumlah siswa yang ada.

“Seperti kelas 3, muridnya hanya sepuluh orang, jadi kita gabungkan dengan kelas lain. Kita atur supaya semua tetap bisa belajar meski ruangannya terbatas,” ujarnya, Senin (28/7/2025).

Dede juga mengungkapkan bahwa setiap kali hujan deras turun atau getaran gempa terasa, ketegangan menyelimuti ruang kelas. Kondisi bangunan yang rapuh membuat mereka selalu waspada terhadap risiko ambruk sewaktu-waktu.

Pihak sekolah sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan ke pemerintah daerah. Namun, hingga kini belum ada hasil nyata yang dirasakan. Padahal, sekolah ini bukan satu-satunya yang membutuhkan perhatian.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Solihin, menyebut SDN Mandalawangi termasuk dalam daftar sekolah rusak berat. Namun sekolah ini belum masuk dalam skema penerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat tahun 2025.

Lihat Juga :  APBD Perubahan 2025: Pemkab Garut Prioritaskan Reformasi Hukum dan Layanan Publik

“Sudah lama bangunannya rusak, dan sekarang makin parah. Tapi untuk tahun ini, hanya 30 sekolah di Kabupaten Tasikmalaya yang dapat bantuan DAK. Penentuan sekolah penerima bantuan itu kewenangan pusat, bukan daerah,” jelas Ahmad.

Lihat Juga :  Longsor Putus Akses Mangunreja–Sukaraja, Jalur Vital Tasikmalaya Ditutup Total

Menurut Ahmad, jumlah ruang kelas rusak berat di Kabupaten Tasikmalaya mencapai lebih dari 1.600 unit. Sementara itu, ruang rusak sedang tercatat 3.500 lebih, dan rusak ringan sekitar 1.200. Jumlah tersebut membuat upaya perbaikan harus dilakukan bertahap, sesuai dengan kuota dan ketersediaan anggaran dari pusat.

Ahmad menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengusulkan agar SDN Mandalawangi masuk prioritas bantuan berikutnya. “Kami mendorong agar sekolah seperti Mandalawangi ini segera mendapat perhatian. Karena bagaimana pun juga, anak-anak tetap berhak belajar dengan rasa aman,” ujarnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos