Historia

Sejarah Rokok, Dulu Dianggap Punya Kekuatan Mistis

Dulu, tembakau diyakini punya daya magis sehingga kerap dilibatkan dalam berbagai ritual sakral. | Istimewa/Net

JAKARTA | Priangan.com – Sebagian besar orang, khususnya pria, pasti merokok. Ya, hal itu ibarat sudah jadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan. Rokok telah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, meskipun dampak buruknya bagi kesehatan sudah lama diketahui. Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah rokok hingga menjadi produk yang begitu mendunia seperti sekarang?

Sejarah rokok dapat ditelusuri hingga 4.000 tahun sebelum masehi, ketika suku Indian di Amerika menggunakan tembakau dalam ritual spiritual mereka. Tembakau dulu dianggap punya kekuatan mistis sehingga sering dipakai dalam upacara pemujaan roh. Beberapa suku, seperti Aztec dan Maya, juga menggunakannya sebagai bahan campuran obat-obatan untuk meredakan nyeri.

Perjalanan tembakau ke dunia luar dimulai pada tahun 1492, saat Christopher Columbus tiba di Amerika. Penduduk asli menyambutnya dengan hadiah berupa daun tembakau kering. Awalnya, Columbus tidak memahami kegunaan tanaman ini, tetapi ia kemudian menyadari bahwa masyarakat setempat membakar dan menghirup asapnya. Columbus pun membawa tembakau kembali ke Eropa dan mengenalkannya.

Dengan cepat, tembakau menyebar ke berbagai negara, terutama lewat para pelaut dan pedagang Spanyol serta Portugis. Pada pertengahan abad ke-16, budidaya tembakau mulai berkembang di Eropa. Misalnya di Prancis, di sinilah, istilah sigaret atau rokok pertama kali muncul. Tak lama kemudian, Inggris, Spanyol, dan Portugal mengikuti jejaknya dengan mengembangkan perkebunan tembakau di tanah jajahan mereka.

Pada abad ke-17, beberapa negara mulai menyadari dampak negatif tembakau terhadap kesehatan, sehingga diberlakukan berbagai peraturan untuk membatasi produksi dan penjualannya. Namun, popularitas rokok terus meningkat, terutama setelah ditemukannya teknik melinting tembakau dengan kertas khusus sehingga membuatnya lebih praktis untuk dikonsumsi.

Inovasi besar dalam industri rokok terjadi pada abad ke-19, ketika Juan Nepomuceno Adorno dari Meksiko menciptakan mesin pembuat rokok pertama. Produksi rokok semakin berkembang pesat setelah James Albert Bonsack dari Amerika Serikat mengenalkan mesin baru pada tahun 1880-an. Dengan teknologi ini, produksi rokok meningkat drastis, dari hanya puluhan ribu batang menjadi jutaan batang per hari.

Tonton Juga :  Boentaran Martoatmodjo, Menteri Kesehatan Pertama Indonesia

Pada awal abad ke-20, konsumsi rokok meningkat tajam di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, misalnya, rata-rata konsumsi per orang mencapai 54 batang rokok per tahun. Tren ini terus berlanjut hingga akhir abad ke-20, di mana hampir setengah populasi pria dan sepertiga wanita menjadi perokok aktif.

Namun, memasuki tahun 2000-an, kesadaran akan bahaya rokok mulai meningkat. Kampanye kesehatan pun gencar dilakukan oleh berbagai negara. Hasilnyba, mereka berhasil menekan jumlah perokok di banyak negara maju. Meski begitu, industri tembakau tetap mencari cara untuk bertahan, termasuk dengan memperluas perkebunan ke negara-negara berkembang di Amerika Latin, Afrika, dan Asia.

Rokok juga mengalami berbagai inovasi dalam cara konsumsinya. Selain dihisap, tembakau pernah dinikmati dengan cara dihirup atau dikunyah. Beberapa masyarakat di Asia, Afrika, dan Eropa percaya bahwa menghirup aroma tembakau dapat membantu mengatasi pilek dan radang hidung. Di Amerika, kebiasaan mengunyah tembakau bahkan sempat populer di kalangan atlet baseball.

Hingga kini, rokok masih tetap jadi tren dan kebiasaan yang tak pernah bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. perkembangannya pun terus berlanjut. Seiring kemajuan teknologi, ada banyak inovasi yang terjadi, misalnya, kini hadir beberapa jenis rokok elektrik yang ditenggarai lebih aman dan minim dampak terhadap kesehatan. Meski begitu, kebenaran tentang hal ini masih jadi perdebatan. (Ersuwa).

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: