DARWIN | Priangan.com – Sepanjang sejarah, hewan telah memainkan peran penting dalam berbagai konflik dan peperangan. Kuda digunakan dalam kavaleri untuk menyerang musuh, merpati diandalkan sebagai pengirim pesan dari garis depan ke markas, sementara bagal dan keledai membantu mengangkut senjata serta perbekalan.
Namun, dari sekian banyak hewan yang berkontribusi dalam perang, anjing sering kali memiliki posisi istimewa dengan banyaknya peran yang bisa dilakukannya. Mereka digunakan untuk melacak musuh, mendeteksi bahan peledak, berpatroli, hingga bertugas sebagai pembawa pesan.
Pada 19 Februari 1942, kota Darwin di Northern Territory, Australia, menjadi target serangan udara oleh Angkatan Udara Kekaisaran Jepang. Serangan ini memiliki kemiripan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, dengan target utama berupa kapal-kapal Sekutu di Pelabuhan Darwin dan lapangan udara Royal Australian Air Force (RAAF).
Tujuan Jepang adalah mencegah Sekutu menggunakan Darwin sebagai basis pertahanan dalam perang mereka di Timor dan Jawa. Setelah serangan yang dahsyat itu, hanya puing-puing yang tersisa.
Di tengah reruntuhan hanggar dan pesawat yang hancur, seorang pilot utama RAAF bernama Percy Westcott menemukan seekor anak anjing kelpie berbulu hitam putih dalam keadaan ketakutan dan mengalami patah kaki. Westcott membawa anjing itu ke rumah sakit lapangan untuk dirawat.
Awalnya, seorang petugas medis menolak memberikan perawatan tanpa adanya identitas resmi, tetapi Westcott bersama rekannya segera membuat formulir pendaftaran yang sah dan menamai anjing itu “Gunner”. Dengan demikian, Gunner menerima perawatan yang dibutuhkannya, dan dalam beberapa hari ia sudah bisa berjalan meskipun masih pincang.
Seiring waktu, Gunner menunjukkan bakat luar biasa yang tak terduga. Pendengarannya sangat tajam. Ia mampu mendengar suara dari kejauhan, termasuk suara pisau koki yang menyentuh baja saat menyiapkan makanan.
Namun, yang paling mencengangkan, Gunner dapat mendeteksi pesawat musuh dari jarak lebih dari 100 mil sebelum mereka tiba di Darwin. Saat Jepang terus melancarkan serangan udara ke Darwin, perilaku Gunner menjadi indikator yang sangat andal.
Sebelum setiap serangan, ia akan menunjukkan tanda-tanda kegelisahan, seperti merengek, melompat, dan berputar-putar. Uniknya, peringatan alami dari Gunner selalu lebih cepat dibandingkan sirene serangan udara resmi, sering kali memberikan keunggulan waktu hingga 20 menit kepada pasukan Sekutu. Ini cukup bagi pilot pesawat tempur untuk bersiap menghadapi musuh.
Bahkan, kemampuan Gunner bukan sekadar mendeteksi pesawat, tetapi juga membedakan antara pesawat Sekutu dan pesawat Jepang berdasarkan suara mesinnya. Jika pesawat Sekutu mendekat, ia tetap tenang, tetapi jika pesawat musuh terdeteksi, ia langsung bereaksi dengan gelisah.
Keandalan Gunner dalam mendeteksi ancaman akhirnya membuat komandan pangkalan mempercayakan sebuah sirene udara portabel kepada Westcott, yang digunakan untuk meneruskan peringatan dari Gunner ke seluruh pangkalan.
Selama masa tugasnya di pangkalan udara, Gunner menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan militer. Ia tidur di bawah ranjang Westcott, mandi bersama para prajurit di kamar mandi lapangan, duduk di antara mereka saat menonton film di bioskop terbuka, bahkan menemani para pilot dalam latihan lepas landas dan pendaratan.
Setelah lima belas bulan bertugas di Darwin, Percy Westcott dipindahkan ke lokasi lain di bagian selatan Australia. Sayangnya, Gunner tidak ikut dengannya dan tetap tinggal di Darwin. Hingga kini, nasib Gunner setelah kepergian Westcott tetap menjadi misteri.
Westcott sendiri mengakui bahwa ia tidak pernah mengetahui apa yang terjadi pada anjing luar biasa tersebut. “Saya tidak pernah mendengar apa yang terjadi padanya pada akhirnya,” kata Westcott. “Saya pikir saya akan kembali setelah perang atau setidaknya bertemu seseorang yang mengetahuinya, tetapi Anda tahu bagaimana keadaan saat itu.”
Meskipun akhir cerita Gunner tidak diketahui, kontribusinya dalam menjaga pasukan Sekutu di Darwin tetap dikenang sebagai bukti bahwa keberanian dan kesetiaan bisa datang dari makhluk yang tak terduga. Gunner bukan sekadar anjing, tetapi seorang pahlawan perang yang berjasa menyelamatkan banyak nyawa di medan perang. (LSA)