GARUT | Priangan.com – Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada 1 Mei 2025, Serikat Buruh CSI Garut yang tergabung dalam Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (SBCSI Garut – KASBI) menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah dan perusahaan.
Aksi tersebut digelar di Bundaran Simpang Lima, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Salah satu tuntutan utama adalah penyelesaian hak-hak sekitar 300 eks karyawan PT. Danbi yang total nilainya mencapai Rp11 miliar.
“Pada peringatan May Day ini, kami menyuarakan ketidakpastian yang dialami rekan-rekan terkait penyelesaian pesangon, sisa upah, potongan upah selama enam bulan, serta Tunjangan Hari Raya (THR),” ungkap Ketua SBCSI Garut – KASBI, Galih Rahadian, Jumat (2/5/2025).
Menurut Galih, saat ini kasus tersebut tengah diproses di Pengadilan Niaga. Namun, kurator belum dapat memastikan nilai aset pabrik pengolahan bulu mata tersebut.
Galih juga meminta pemerintah mengusut tuntas dugaan hubungan antara PT. Danbi dan PT. Daux. Ia menjelaskan bahwa sebelum dinyatakan pailit, PT. Danbi memotong upah karyawan hingga 35 persen.
Dalam enam bulan terakhir sebelum penutupan, karyawan ditawari untuk mengundurkan diri dengan kompensasi Rp1,5 juta, kemudian ditawarkan bekerja di PT. Daux dengan status kontrak.
“Rekan-rekan menduga kuat bahwa PT. Danbi memiliki hubungan langsung dengan PT. Daux,” tegasnya.
Galih juga mengungkapkan kejanggalan terkait penjualan dua aset pabrik milik PT. Danbi yang berlokasi di Kampung Pataruman (Tarogong Kidul) dan Kampung Suci (Garut Kota), padahal proses hukum masih berjalan.
Diketahui, jumlah karyawan PT. Danbi yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai sekitar 2.000 orang.
Selain tuntutan terhadap PT. Danbi, SBCSI Garut – KASBI juga mendesak Pemkab Garut untuk menaikkan upah sesuai kebutuhan hidup layak. Mereka juga menyuarakan penolakan terhadap sistem kerja outsourcing serta menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law). (Az)
