SEOUL | Priangan.com – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, telah menyatakan akan membahas ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara terhadap Eropa dengan para pemimpin NATO, dengan fokus pada hubungan militer yang lebih dalam dengan Rusia. Yoon mengingatkan bahwa Moskow harus memilih antara Korea Selatan dan Korea Utara sesuai dengan kepentingan yang sebenarnya.
“Ketergantungan penuh tergantung pada bagaimana Rusia memandang masa depan hubungan dengan Korea Selatan,” kata Yoon dalam sebuah pernyataan tertulis yang merespons pertanyaan dari Reuters menjelang kunjungan ke Washington untuk menghadiri pertemuan puncak NATO.
Korea Selatan, bersama dengan Australia, Jepang, dan Selandia Baru, adalah empat mitra Asia-Pasifik yang akan bergabung dalam pembicaraan pada tanggal 10 dan 11 Juli.
Hubungan antara Korea Selatan dan Rusia telah memburuk sejak Moskow menerima pengiriman rudal balistik dan artileri dari Korea Utara dalam konteks konflik di Ukraina. Meskipun kedua negara membantah adanya kesepakatan itu, situasi tersebut telah menegangkan hubungan bilateral kedua negara.
Rusia menyebut Korea Selatan sebagai “negara paling bersahabat di antara negara-negara yang tidak bersahabat,” sementara Presiden Vladimir Putin menyarankan agar Korea Selatan tidak mengambil langkah yang bisa merugikan hubungan bilateral jika memilih untuk memberikan dukungan senjata kepada Ukraina.
Dalam mengomentari situasi ini, Yoon menekankan bahwa Korea Utara merupakan ancaman serius bagi perdamaian internasional.
“Saya berharap Rusia dapat membuat keputusan yang bijaksana tentang hubungan dengan Korea Selatan,” katanya.
Yoon juga menyoroti pentingnya hubungan Korea Selatan dengan NATO sebagai upaya untuk mencegah ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara, serta berkontribusi dalam upaya global untuk mempertahankan keamanan.
Di samping itu, ketika ditanya tentang kemungkinan memberikan dukungan senjata kepada Ukraina, Yoon menegaskan bahwa Korea Selatan akan mengevaluasi situasi berdasarkan perkembangan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara.
Korea Selatan berkomitmen untuk memperdalam kemitraannya dengan NATO, termasuk melalui latihan pertahanan siber yang dijadwalkan pada bulan September, sebagai langkah untuk memperkuat hubungan keamanan globalnya.
Yoon menegaskan, meskipun ada spekulasi tentang perubahan kebijakan AS dalam pemilihan presiden yang akan datang, aliansi antara AS dan Korea Selatan tetap kuat dan tak tergoyahkan selama puluhan tahun.
“Dukungan terhadap aliansi ini akan tetap kuat di masa depan,” tambah Yoon. (mth)