Historia

Runtuhnya Tembok Berlin

Potret Tembok Berlin. | Istimewa

BERLIN |   Priangan.com – Tepat pada tanggal 13 Agustus 1961, sebuah tembok tinggi dan kokoh mulai berdiri di jantung Berlin. Tembok itu dibangun oleh otoritas Jerman Timur dengan dukungan Uni Soviet sebagai upaya membatasi perpindahan penduduk ke Jerman Barat.

Pada masa itu, Berlin merupakan kota yang terpecah akibat ketegangan antara dua ideologi besar, yakni demokrasi yang didukung Blok Barat dan komunisme yang dikuasai Blok Timur. Keberadaan tembok ini menjadi simbol nyata dari Perang Dingin yang memisahkan masyarakat Jerman selama hampir tiga dekade.

Tembok ini didirikan untuk mencegah eksodus besar-besaran penduduk Jerman Timur ke wilayah Barat yang lebih makmur. Sebelum tembok berdiri, ribuan orang kala itu dilaporkan melarikan diri setiap harinya. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bagi pemerintahan Jerman Timur. Dengan adanya tembok, perbatasan dikontrol ketat. Mereka yang bandel ingin melarikan diri maka akan berujung pada kematian akibat tembakan penjaga perbatasan.

Namun, menjelang akhir 1980-an, situasi politik dunia mulai berubah. Uni Soviet di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev yang mengusung kebijakan reformasi melemahkan kontrol terhadap negara-negara satelitnya.

Gelombang perubahan juga melanda Eropa Timur, di mana berbagai negara mulai menggulingkan rezim komunis. Di Jerman Timur, tekanan masyarakat semakin besar, ditambah dengan aksi protes massal yang menuntut kebebasan bergerak dan reformasi politik.

Pada 9 November 1989, sebuah konferensi pers yang diselenggarakan oleh pemerintah Jerman Timur menjadi pemantik runtuhnya tembok tersebut. Dalam pernyataan yang kurang jelas, seorang pejabat di sana menyebutkan kalau warga diperbolehkan melintasi perbatasan tanpa pembatasan yang ketat.

Pernyataan ini dengan cepat menyebar. Ribuan warga Jerman Timur menyambut baik lalu berbondong-bondong menuju perbatasan. Penjaga perbatasan yang kewalahan akhirnya membuka gerbang.

Tonton Juga :  Opu Daeng Risaju; Pejuang Tua Renta yang Tuli Permanen Akibat Letusan Senjata

Malam itulah yang menjadi malam bersejarah bagi rakyat Jerman. Dengan tangan kosong, mereka mulai menghancurkan tembok yang telah memisahkan mereka selama hampir 30 tahun. Suara palu dan pahat menggema di antara sorak sorai kegembiraan. Orang-orang yang terpisah selama bertahun-tahun akhirnya dapat bertemu kembali bersama sanak dan keluarga mereka.

Runtuhnya Tembok Berlin ini menandai berakhirnya era Perang Dingin dan menjadi langkah awal bagi Jerman untuk kembali bersatu. Setahun setelahnya, pada 3 Oktober 1990, Jerman secara resmi bersatu kembali sebagai satu negara. Hingga kini, sisa-sisa Tembok Berlin tetap dipertahankan sebagai pengingat akan sejarah kelam yang pernah membelah satu bangsa menjadi dua bagian. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: