TASIKMALAYA | Priangan.com — Masyarakat Kota Tasikmalaya digegerkan dengan alokasi anggaran fantastis sebesar Rp 89.450.000 hanya untuk belanja pupuk di lingkungan Bale Kota. Kabar ini menuai gelombang kemarahan dari kalangan mahasiswa dan pemuda, yang menilai penganggaran tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kebutuhan riil rakyat.
“Ini jelas tak masuk akal! Kota masih banjir, jalan rusak, tapi pemerintah malah sibuk merawat rumput dan pohon hias. Rakyat butuh solusi, bukan taman Instagramable!” tegas Rendi Rizki Sutisna, Kabid PTKP HMI Cabang Tasikmalaya.
Lebih lanjut, Rendi menyebut anggaran ini tidak hanya ngawur, tapi juga menyalahi semangat efisiensi yang digaungkan Presiden Prabowo lewat Inpres Nomor 1 Tahun 2025. “Ini bentuk pemborosan di tengah krisis. Kami tidak akan diam. Jika perlu, kami akan turun ke jalan,” katanya lantang.
Ironisnya, masalah utama Kota Tasikmalaya saat ini adalah banjir yang belum kunjung tuntas ditangani. Namun, pemerintah kota malah menggelontorkan dana hampir Rp 90 juta untuk menyuburkan taman.
“Kenapa bukan anggaran mitigasi banjir? Kenapa bukan pupuk untuk petani? Kok malah pupuk buat rumput balekota? Jangan sampai pemerintah dianggap hanya peduli tampilan, tapi abai pada penderitaan rakyatnya,” terangnya.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Indihiang, Heru Rohmania, juga menegaskan akan ikut memantau penggunaan anggaran ini. “Kalau memang harus jalan, pastikan tidak ada permainan. Kami akan kawal sampai tuntas.”
Sementara itu, Kepala Bagian Umum Setda Kota Tasikmalaya, Rina Nurlinawaty, mencoba menjelaskan bahwa anggaran ini murni untuk perawatan taman. “Redaksi paket anggarannya memang aneh, tapi kami tidak bisa ubah karena sistem. Yang jelas ini untuk pupuk rumput dan pohon di balekota, bukan pupuk ikan,” ujarnya mencoba meredam polemik.
Namun penjelasan tersebut justru semakin memperkuat kecurigaan publik akan lemahnya sensitivitas Pemkot terhadap kondisi darurat yang dihadapi warga.
Pesan keras pun disampaikan kepada Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan: “Berhenti berpikir pendek! Warga butuh solusi nyata, bukan taman yang hijau tapi rakyatnya merana,” tutupnya. (yna)