BANDUNG | Priangan.com — Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat resmi meluncurkan dua program baru yang menyasar langsung kebutuhan ibu dan anak, yakni Nyaah ka Indung dan Nyaah ka Budak. Inisiatif ini diluncurkan pada momen Halalbihalal Idulfitri 1446 Hijriah di Sekretariat PKK Jabar, Kota Bandung, Kamis (24/4/2025).
Program ini merupakan kelanjutan dari gerakan Jabar Nyaah ka Indung yang sebelumnya dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Ketua TP PKK Jabar, Siska Gerfianti, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi bentuk nyata kepedulian PKK terhadap kelompok rentan di lingkungan sekitar.
“Sebanyak sepuluh ibu asuh dan sepuluh anak asuh telah kami tetapkan sebagai penerima manfaat pertama. Bantuan yang diberikan meliputi uang tunai serta kebutuhan pokok, dan akan disalurkan secara rutin setiap bulan,” ujar Siska dalam arahannya kepada pengurus TP PKK periode 2025–2030.
Distribusi peran pun dilakukan secara merata di internal PKK. Setiap bidang kerja dan kelompok kerja ditugaskan mengelola dua ibu asuh, sementara dua lainnya menjadi tanggung jawab langsung Ketua dan Sekretariat. Hal serupa diterapkan untuk program Nyaah ka Budak.
Siska juga menekankan pentingnya pendekatan personal dalam pelaksanaan program. “Saya minta setiap bulan pengurus mendatangi langsung ibu asuh masing-masing. Ajak bicara, dengarkan keluh kesah mereka. Kita ingin mereka merasa diperhatikan, bukan sekadar menerima bantuan,” tegasnya.
Program ini juga menjadi tindak lanjut dari arahan Gubernur saat pelantikan pengurus PKK di Depok, Maret lalu. Dedi Mulyadi menekankan perlunya program-program yang menyentuh langsung keluarga dan menjawab kebutuhan masyarakat secara konkret.
Lebih lanjut, PKK juga diminta lebih responsif terhadap kondisi sosial di lapangan. Siska mendorong pengurus untuk menjadi mata dan telinga di lingkungan masing-masing. Apabila ditemukan anak putus sekolah, PKK diminta segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan mencatat data secara digital.
“Jangan biarkan persoalan menumpuk. Bila bisa ditangani langsung, lakukan. Jika perlu bantuan lintas sektor, ajak bicara pihak terkait. Kita harus cepat dan tepat,” tandasnya.
Menghadapi tantangan zaman, Siska mengajak jajaran PKK untuk melakukan penyesuaian. Dengan semakin banyaknya pengurus muda dari generasi milenial dan zilenial, PKK dituntut lebih adaptif dan inovatif dalam menyusun program.
“PKK tidak bisa hanya hadir dalam keramaian. Kita harus hadir dalam kebutuhan riil masyarakat,” ujarnya. (yna)