Historia

Rekor! Pilot ini Berhasil Hancurkan 500 Tank Uni Sviet Sendirian

Pilot bomber Nazi, Han Rudel. | Achtungpanzer

BERLIN | Priangan.com – Ini adalah Hans Ulrich Rudel, pilot pesawat Stuka Jerman yang telah meledakan lima ratus tank Uni Soviet sendirian. Boleh jadi, sosok Rudel adalah orang yang paling dibenci Stalin, pemimpin Uni Soviet kala itu.

Konon, selama Perang Dunia II, Rudel menjadi salah satu tokoh paling legendaris di medan perang, terutama di Front Timur, di mana dia berhasil menorehkan catatan mengesankan sebagai penghancur tank terhebat dalam sejarah militer.

Hans Ulrich Rudel lahir pada 2 Juli 1916 di Silesia, Jerman. Sejak kecil, dia sudah bercita-cita menjadi pilot. Meski prestasinya di sekolah militer hanya rata-rata, Rudel akhirnya berhasil membuktikan kepiawaiannya saat menjadi pilot pesawat pengebom tukik Junkers Ju-87 Stuka. Kala itu, pesawat ini menjadi senjata andalannya dalam menghancurkan ratusan tank Soviet dan target darat lainnya.

Rudel memulai karier tempurnya secara serius saat Jerman melancarkan Operasi Barbarossa pada tahun 1941. Dengan pesawat Stuka-nya, dia melakukan serangan setiap hari, dari subuh hingga malam, menghancurkan konvoi suplai dan infrastruktur militer Soviet. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah menenggelamkan kapal tempur Soviet Marat.

Tak hanya dikenal sebagai penghancur tank, Rudel juga terkenal karena keberanian dan kesetiaannya kepada rekan-rekannya. Dia pernah tertembak jatuh hingga 30 kali, namun selalu berhasil kembali ke medan perang. Bahkan, dalam satu waktu, Rudel pernah nekat mendarat di wilayah musuh untuk menyelamatkan rekan-rekannya yang terjatuh, meski nyawanya sendiri jadi taruhan.

Kepiawaian Rudel dalam menghancurkan tank Soviet mencapai puncaknya saat dia menggunakan pesawat Stuka Ju-87 Gustaf yang dilengkapi dengan kanon 3,7 cm. Dengan senjata ini, dia mampu menghancurkan tank-tank Soviet dengan presisi tinggi, terutama dengan menargetkan bagian belakang tank yang lebih rentan. Prestasinya ini membuatnya dianggap setara dengan satu divisi tentara lengkap oleh atasan-atasannya.

Tonton Juga :  John Walker, Sosok di Balik Penemuan Mancis Kayu

Meski Rudel adalah sosok yang sangat dihormati di kalangan militer Jerman, sikapnya yang keras kepala dan fanatik terhadap Nazi membuatnya menjadi figur yang kontroversial. Dia menolak untuk berhenti terbang meski Hitler sendiri yang memintanya untuk beristirahat. Bahkan setelah perang berakhir, Rudel tetap mempertahankan sikap anti-Sovietnya dan terlibat dalam kegiatan politik yang dianggap sebagai bagian dari gerakan neo-Nazi.

Setelah perang, Rudel sempat tinggal di Argentina, di mana dia membantu Presiden Juan Peron membangun angkatan udara negara tersebut. Dia juga diketahui melindungi penjahat perang Nazi yang melarikan diri ke Amerika Selatan. Pada tahun 1970-an, Rudel kembali ke Jerman Barat dan terlibat dalam partai politik sayap kanan. Dia meninggal pada tahun 1982 akibat tumor otak. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: