JAKARTA | Priangan.com – Setelah mengalami deflasi sebesar 0,48 persen pada Februari lalu, inflasi diperkirakan kembali meningkat pada Maret 2025. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, memproyeksikan inflasi bulanan (month on month/MoM) akan mencapai 1,79 persen. Sementara itu, inflasi tahunan (year on year/YoY) diperkirakan menyentuh angka 1,16 persen.
Menurut David, salah satu pemicu utama inflasi kali ini adalah berakhirnya program diskon listrik bagi pelanggan prabayar.
“Tanpa diskon listrik, inflasi tahunan diperkirakan mencapai 1,86 persen,” ujarnya. seperti dikutip kompas.com, Senin, 7 April 2025.
David menambahkan, inflasi bulanan juga naik dikarenakan harga pangan yang kembali meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meski harga beras menunjukkan tren penurunan, lonjakan harga pada komoditas lain tetap mendorong inflasi. Bahan pangan, terutama bawang merah, menjadi penyumbang utama kenaikan harga. Momen Ramadan dan menjelang Lebaran disebut memperparah kondisi ini karena permintaan masyarakat yang meningkat tajam.
David juga memprediksi inflasi inti akan mengalami peningkatan moderat, yakni sebesar 0,25 persen secara bulanan, dengan inflasi inti tahunan diperkirakan menyentuh 2,50 persen. Ia menyebut harga emas yang terus naik sebagai salah satu penyebabnya. (Wrd)