Rakyat Belum Dewasa Berdemokrasi, Perbedaan Masih Jadi Pemicu Perpecahan

TASIKMALAYA | Priangan.com – Politisi PKB Oleh Soleh menilai demokrasi di Indonesia masih jauh dari matang. Menurutnya, bukan hanya masyarakat, tetapi juga para elit politik belum benar-benar siap menerima perbedaan sebagai konsekuensi dari sistem demokrasi.

“Pasca-pilkada misalnya, bukannya bersatu kembali, justru muncul dendam politik yang berkepanjangan. Ini tanda bahwa mentalitas kita dalam berdemokrasi masih lemah,” tegas Oleh Soleh dalam Podcas di Priangan.com beberapa waktu lalu.

Ia menyoroti fenomena politik praktis di daerah maupun pusat yang sering terjebak pada rivalitas tanpa ujung. Setelah pemilu usai, pihak yang kalah kerap memelihara rasa sakit hati, sementara yang menang cenderung menggunakan kekuasaan untuk balas dendam.

“Demokrasi itu semestinya kompetisi sehat, selesai di bilik suara. Setelahnya kita bersatu kembali untuk membangun bangsa. Tapi yang terjadi, politik kita masih diwarnai kebencian dan perpecahan,” ujarnya.

Menurut Oleh, kondisi ini mencerminkan lemahnya mental politik bangsa. Demokrasi hanya dipahami sebatas prosedur elektoral, belum masuk ke substansi penghargaan terhadap perbedaan dan kebersamaan.

Ia menegaskan, membangun demokrasi yang dewasa butuh perubahan budaya politik, baik di kalangan elit maupun masyarakat. Rakyat, kata dia, harus mulai belajar memilih berdasarkan gagasan dan rekam jejak, bukan sekadar iming-iming materi.

“Kalau mentalitas ini tidak diperbaiki, demokrasi kita hanya akan jadi ritual penuh konflik. Demokrasi seharusnya membawa kesejukan, bukan melanggengkan dendam,” tandasnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos