Daily News

Protes di Sidang DPD RI, Komeng: Bingung Ditempatkan di Komite yang Bukan Bidangnya

Komeng saat menyampaikan protes ditempatkan di Komite II. | Dokumentasi Channel YouTube DPD RI

JAKARTA | Priangan.com – Komedian ternama sekaligus anggota DPD RI, Alfiansyah Bustami, yang lebih dikenal sebagai Komeng, kembali mencuri perhatian publik dengan gaya komunikasinya yang humoris namun tetap kritis.

Pada Sidang Paripurna ke-6 DPD RI yang berlangsung Rabu (9/10) di Senayan, Jakarta, Komeng mengungkapkan rasa ketidakpuasannya terkait penempatan dirinya di Komite II yang membidangi urusan ekonomi dan pertanian.

Dalam rapat tersebut, Komeng mengungkapkan secara terbuka bahwa bidang yang ia kuasai lebih cocok dengan Komite III yang mengurus seni, budaya, dan pendidikan.

Namun, hasil penugasan menetapkan dirinya di Komite II, yang ia akui bukanlah bidang yang dikuasainya. Dengan gaya khasnya, Komeng menyampaikan keluhan ini kepada Ketua DPD RI, Sultan B. Najamudin, di hadapan para senator lain.

Di sela-sela sidang, Komeng menyampaikan dengan santai namun serius bahwa ia merasa kurang cocok dengan penugasan di Komite II. Ia bahkan melibatkan humor dalam penjelasannya, mencatat bahwa mayoritas konstituennya di Jawa Barat adalah “emak-emak,” dan mengatakan betapa “sakti”-nya mulut para ibu jika ada hal yang tidak sesuai.

“Ini dapil saya di Jabar nih banyakan emak-emak, Pimpinan. Jadi tahu sendiri mulut emak-emak kan paling sakti di dunia. Nah saya ini sebenarnya komitenya ingin di seni budaya tapi saya habis dijenggutin jadi saya masuk ke Komite II yang saya tidak memahami, tadi soal pertanian,” ujar Komeng yang disambut tawa para senator.

Ia juga meminta arahan kepada pimpinan DPD mengenai langkah yang harus diambil untuk mempelajari bidang baru tersebut, dengan jujur mengakui bahwa ia belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai sektor pertanian.

Ketua DPD RI, Sultan B. Najamudin, merespons protes Komeng dengan apresiasi terhadap kejujuran sang senator. Sultan menjelaskan bahwa penempatan Komeng di Komite II sudah melalui proses kesepakatan dari daerah pemilihannya di Jawa Barat. Ia juga memberikan kesempatan bagi Komeng dan rekan-rekan senator dari dapil yang sama untuk berdiskusi kembali jika ingin mengusulkan perubahan penugasan.

Tonton Juga :  Tutup Tambang Ilegal di Kutawaringin, Bupati Bandung: Negara Rugi Rp 1 Triliun

“Ya sebentar, ini saya pikir benar, artinya ini pengakuan jujur dari seorang Senator Komeng. Temen-temen, gini, ada senator Aanya dan lainnya di Jawa Barat, ada Mbak Jihan Fahira. Sebenarnya prosesnya muncul dari bawah nih, teman-teman berempat berembuk, seharusnya senator Komeng bilang ini bidang saya, seni budaya. Nah tapi kan sudah telanjur masuk ke pimpinan dan kita ketok,” jelas Sultan.

Sultan juga meminta Komeng berkoordinasi dengan beberapa senator lain dari Jawa Barat, seperti Jihan Fahira, untuk membahas kemungkinan penyesuaian penugasan tersebut.

Penugasan di Komite II menjadi tantangan tersendiri bagi Komeng, yang selama ini dikenal publik sebagai sosok komedian. Meski begitu, protesnya di sidang ini menunjukkan bahwa Komeng tidak hanya serius dalam menjalankan tugasnya sebagai senator, tetapi juga berkomitmen untuk bekerja di bidang yang ia kuasai.

Di sisi lain, kehadiran sosok seperti Komeng di dunia politik memberikan warna tersendiri. Di tengah-tengah suasana sidang yang sering kali formal, Komeng mampu mencairkan suasana dengan selingan humor, meskipun substansi permasalahan yang diangkat tetap penting. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: