Historia

Propaganda di Dalam Amplop: Operasi Intelijen Paling Aneh dalam Perang Dunia II

Perangko Nazi palsu ciptaan OSS pada tahun 1945. | X.

LINZ | Priangan.com – Sekitar delapan puluh tahun lalu, Amerika Serikat meluncurkan sebuah operasi militer yang tidak biasa. Misi ini bertujuan menggoyahkan semangat warga Jerman pada masa Perang Dunia II. Operasi ini diberi nama sandi ‘Operasi Cornflakes’.

Alih-alih menjatuhkan bom atau senjata, pesawat tempur P-38 Lightning justru mengangkut muatan yang lebih halus namun tak kalah berbahaya, yaitu propaganda dalam bentuk surat-surat palsu.

Pada 5 Januari 1945, gelombang pertama pesawat P-38 menyerang sebuah kereta pos Jerman yang sedang menuju Linz, Austria. Setelah kereta itu rusak, gelombang kedua datang dan menjatuhkan delapan kantong surat di atas gerbong yang hancur.

Tujuannya adalah agar surat-surat propaganda tersebut tercampur dengan surat asli dari kereta itu. Harapannya, surat buatan Sekutu itu ikut terbawa dan didistribusikan oleh sistem pos Jerman, lalu sampai ke rumah-rumah warga.

Tidak seperti selebaran propaganda biasa yang disebar secara acak, surat-surat ini ditujukan langsung kepada warga sipil dan pelaku bisnis Jerman. Isinya disusun dengan sangat hati-hati agar terlihat seperti surat asli.

Kantor Layanan Strategis Amerika Serikat (OSS), yang saat itu bertugas menjalankan perang psikologis, merancang proyek ini dengan sangat rinci. OSS adalah cikal bakal CIA.

OSS meyakini bahwa warga Jerman akan lebih mungkin membaca propaganda secara diam-diam di rumah mereka sendiri daripada di tempat umum. Hal ini karena mereka hidup di bawah pengawasan Gestapo, polisi rahasia Nazi yang sangat ditakuti dan dikenal akan menangkap siapa pun yang dicurigai menentang rezim.

Untuk menyusun strategi ini, OSS menyisir kamp tawanan perang guna mencari mantan petugas pos Jerman. Tujuannya untuk mempelajari alur distribusi surat di bawah rezim Nazi.

Tonton Juga :  Kisah Belanda Hitam, Pasukan Kolonial yang Terdiri dari Orang-orang Afrika

Mereka bahkan meniru bentuk dan bahan kantong pos Nazi secara akurat. Prangko palsu juga dibuat menyerupai aslinya, dengan sindiran. Prangko tersebut terpampang gambar Hitler dengan rahang rusak dan tulisan “Deutsches Reich” diubah menjadi “Futsches Reich”, yang berarti “Kekaisaran yang Hancur”.

Namun, ketika perang memasuki bulan-bulan terakhir, tantangan muncul. Pemerintah Jerman mulai membatasi layanan pos hanya untuk urusan bisnis resmi.

OSS pun mencari cara lain. Mereka meneliti direktori alamat sebelum perang dan menggunakan surat kabar masa perang untuk menemukan penerima surat yang mungkin.

Mereka juga memadukan tulisan tangan dan ketikan dalam surat, seolah benar-benar berasal dari pengirim sungguhan. Beberapa surat memuat artikel palsu yang menyebut kepemimpinan militer Jerman sedang kacau.

Secara keseluruhan, Skuadron Tempur ke-14 dari Angkatan Udara ke-15 Amerika Serikat menjalankan 20 misi dalam Operasi Cornflakes. Antara Februari hingga April 1945, sebanyak 320 kantong pos dijatuhkan di Jerman selatan dan Austria. Isinya sekitar 96.000 surat propaganda.

Setelah perang usai, diketahui bahwa sebagian surat memang sampai ke rumah warga sipil. Namun, dampak nyata terhadap moral masyarakat Jerman sulit diukur.

Ironisnya, kampanye pengeboman besar-besaran Sekutu di musim semi tahun itu membuat banyak warga Jerman mengungsi. Karena tidak ada lagi alamat tujuan, sebagian besar surat akhirnya dihancurkan oleh pemerintah Jerman.

Operasi Cornflakes menjadi contoh unik dari kreativitas dalam perang psikologis. Meskipun hasil akhirnya belum tentu sesuai harapan, misi ini tetap dikenang sebagai salah satu strategi intelijen paling tidak terduga selama Perang Dunia II. (LSA)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: