WASHINGTON D.C | Priangan.com – Selama Perang Dunia II, lebih dari 5.000 agen rahasia Amerika dilatih secara diam-diam di sebuah taman hutan yang terletak hanya 56 kilometer dari Washington, DC. Tempat itu adalah Prince William Forest Park di Virginia, sebuah kawasan yang dulunya berfungsi sebagai kamp pelatihan rahasia bagi Office of Strategic Services (OSS), lembaga intelijen pendahulu CIA. Di sinilah operasi-operasi rahasia Amerika dimulai, dari pelatihan sabotase hingga perang psikologis, yang kelak memainkan peran penting dalam kemenangan Sekutu.
Hutan yang kini dipenuhi jalur pendakian tenang dan udara segar, dahulu merupakan medan latihan penuh risiko bagi agen-agen OSS yang disiapkan untuk menyusup ke balik garis musuh di Eropa, Asia, dan Afrika. Sejumlah besar pria muda, yang sebelumnya tidak terbiasa dengan medan perang, menghabiskan hari-hari mereka di sini untuk mempersiapkan misi berbahaya. Mereka berlatih menggunakan bahan peledak, membongkar jebakan, dan menjalani simulasi sabotase di bawah tekanan waktu yang ketat.
Pada masa itu, Prince William Forest Park dikenal sebagai Chopawamsic Recreational Demonstration Area. Tempat ini awalnya digunakan sebagai lokasi berkemah anak-anak kurang mampu dari kota selama masa Depresi.
Namun, pada tahun 1942, kawasan ini diubah menjadi kamp pelatihan rahasia dengan fasilitas lengkap untuk mendukung latihan para agen, seperti ruang kelas untuk mempelajari sandi dan propaganda, serta area khusus untuk latihan perang gerilya dan penyusupan. Bahkan, ada labirin yang dikenal dengan sebutan “Little Tokyo” yang dirancang untuk melatih rekrutan menghadapi situasi berbahaya, termasuk cara memilih perwira musuh yang akan diserang terlebih dahulu.
Setiap hari, calon agen OSS dilatih dengan disiplin tinggi. Donovan, kepala OSS, merekrut orang-orang dari berbagai latar belakang yang tidak biasa bagi seorang prajurit, mulai dari matematikawan, jurnalis, hingga pemain sirkus. Ia ingin mereka berpikir di luar kebiasaan dan mampu melakukan hal-hal yang tidak diajarkan dalam pelatihan militer konvensional. Mereka dibekali keterampilan untuk menyusup, mengumpulkan informasi, dan melakukan sabotase di tengah-tengah musuh.
Prince William Forest Park bukan hanya sekadar tempat pelatihan fisik. Di sini, para agen juga dibekali keterampilan teknis. Mereka belajar telegrafi, komunikasi radio gelombang pendek, dan pengkodean yang menjadi urat nadi operasi rahasia. Selain itu, mereka juga menjalani latihan menghindari jebakan dan menyamar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai perlindungan.
Setelah kamp ini ditutup, OSS dibubarkan pada 1945. Banyak mantan agen bergabung dengan CIA atau Departemen Luar Negeri, dan jejak mereka di Prince William Forest Park perlahan menghilang.
Bangunan-bangunan yang dulunya menjadi pusat pelatihan kini hanya menyisakan kabin kayu tua dan jalan setapak yang menjadi tujuan para pendaki. Meski demikian, setiap sudut taman ini menyimpan kisah yang jarang diketahui pengunjung, kisah tentang para agen yang ditempa dalam diam untuk menjalankan misi-misi berisiko tinggi demi kemenangan dunia bebas.
Hari ini, saat kita melangkah di jalur setapak yang dahulu digunakan oleh para agen OSS, kita hanya bisa membayangkan bagaimana hutan yang tampak damai ini pernah menjadi tempat penuh ketegangan dan rahasia.
Suasana tenang hutan ini, dengan aliran sungai dan pepohonan rimbun, kini menjadi tempat beristirahat bagi para pendaki, sementara sejarah yang terpendam di dalamnya tetap hidup, meskipun tersembunyi dari pandangan banyak orang. (LSA)