TAHERAN | Priangan.com — Presiden Iran, Masoud Pazeshkian, menyatakan bahwa negaranya siap menghadapi segala konsekuensi jika pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat tidak mencapai kesepakatan. Hal tersebut disampaikannya pada 26 Mei 2025, di tengah ketidakpastian arah perundingan antara kedua negara.
“Jika mereka menolak berdialog atau menjatuhkan sanksi, kami tidak akan hancur. Iran akan tetap bertahan,” tegas Pazeshkian dalam pernyataan resmi yang disiarkan pemerintah. Ia juga menambahkan bahwa rakyat dan pemerintah Iran telah memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi tekanan internasional. “Kami akan menemukan jalan untuk tetap hidup,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut muncul setelah putaran kelima dialog nuklir antara delegasi Iran dan Amerika Serikat yang berlangsung pekan lalu. Presiden AS Donald Trump menyebut pembicaraan itu “berjalan sangat baik,” meski laporan dari kedua belah pihak menunjukkan adanya stagnasi dalam beberapa isu utama.
Salah satu titik krusial yang memicu perbedaan pendapat adalah pengayaan uranium oleh Iran. Dalam draf kesepakatan terbaru, disebutkan adanya usulan untuk membekukan aktivitas pengayaan selama tiga tahun. Namun, pihak Iran menolak keras usulan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghei, menanggapi dengan menyatakan bahwa Iran tidak bisa menerima pembatasan yang dianggap mencederai kedaulatan nasionalnya. “Iran tidak pernah menyetujui pembekuan semacam itu,” ujarnya dalam konferensi pers. Ia menambahkan, “Jika Amerika Serikat datang dengan itikad baik, kami akan menyambutnya. Tapi jika tujuannya untuk menekan dan mengurangi hak-hak Iran, maka kesepakatan tidak akan tercapai.”
Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak Amerika Serikat kembali mempertanyakan komitmen Iran terhadap program nuklir damai. Ancaman sanksi ekonomi dan opsi militer kembali dilontarkan Washington jika kesepakatan final tidak berhasil dicapai.
Putaran kelima negosiasi ini dipandang sebagai penentu arah kesepakatan akhir, meski waktu pelaksanaan putaran berikutnya masih belum ditetapkan. Pemerintah Iran dikabarkan sedang menyusun strategi diplomatik lanjutan sebagai persiapan untuk pertemuan selanjutnya. (Zia)