Beginilah suasana kompleks olahraga Dadaha, Kota Tasikmalaya, pada Ahad pagi, 14 Februari 2021. Sepi. Tidak ada warga yang berolahraga seperti biasa. Tak ada lalu-lalang orang di pasar Kojengkang. Setiap Ahad, kompleks Dadaha ditutup. Dari pagi sampai tengah hari. Ditutupnya kompleks olahraga Dadaha ini membuat Dedi Setiadi bersedih hati. Ia tidak bisa bekerja seperti biasa. Padahal, sebagai juru parkir, Ahad pagi adalah waktu yang paling ia tunggu. Pemasukannya dari jasa parkir selalu lebih besar dibanding hari-hari lainnya. Sehari bisa dapat sampai Rp200 ribu.
PPKM = Pembatasan Pilih Kasih Masyarakat?
Februari 16, 2021
1 Min Read
-
Share This!
You may also like
- Mengungkap Prabu Guru Darmasiksa & Sanghyang Siksa Kandang Karesian
- Mengenal Lebih Dekat Kusumo Utoyo, Sosok Pejuang Bangsa yang Tak Banyak Dikenal
- Gegerhanjuang, Awal Mula Galunggung Jadi Kerajaan
- Ritual Ma’nene; Tradisi Unik Asal Toraja yang Sudah Ada Sejak Lama
- Nikola Tesla; Kisah Si Jenius yang Dijauhkan dari Sejarah
- Raja-Raja Galunggung
- Kiai Haji Aminudin Bustomi; Sosok Agamis dengan Segudang Prestasi dan Hobi Ekstrem
- Harum Nama Kapitan Pattimura, Sang Pejuang dan Simbol Perlawanan Rakyat Maluku
- Fakta Baru “Buser 4 For Wali Kota Tasik”: Bagi-Bagi Duit Habis Rp20 Miliar
- Situ Sanghyang Tasikmalaya