Polres Garut Periksa 19 Saksi Kasus Keracunan Massal MBG

GARUT | Priangan.com – Kasus keracunan massal ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih menjadi perhatian serius aparat penegak hukum. Polres Garut memastikan proses penyelidikan terus berjalan untuk mengungkap penyebab pasti peristiwa yang mencoreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut.

Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin mengatakan, hingga kini sedikitnya 19 saksi telah dimintai keterangan. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pihak sekolah, satpam, pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), hingga pihak lain yang dianggap mengetahui alur distribusi makanan MBG.

“Jumlah saksi yang sudah kami periksa sebanyak 19 orang. Tapi ini belum final, masih ada kemungkinan saksi lain yang akan kami panggil sesuai kebutuhan penyidikan,” kata Joko saat ditemui wartawan di Garut, Rabu (24/9/2025).

Selain menggali keterangan saksi, kepolisian juga menunggu hasil uji laboratorium terhadap sejumlah sampel makanan yang dikonsumsi para siswa sebelum mengalami gejala keracunan. Hasil ini akan menjadi dasar penting untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.

“Kami juga akan meminta keterangan dari petugas laboratorium dan Dinas Kesehatan begitu hasil uji keluar. Itu sangat krusial untuk memastikan penyebab keracunan,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Yodi Sirodjudin, mengakui pihaknya hingga kini belum menerima laporan hasil laboratorium. Padahal, hasil tersebut ditunggu-tunggu oleh banyak pihak, termasuk keluarga korban.

“Hingga saat ini hasilnya belum kami terima,” kata Yodi singkat.

Diketahui, peristiwa keracunan massal ini menimpa 657 siswa dari sejumlah sekolah di Kadungora. Sebanyak 19 siswa sempat dirawat intensif, sementara ratusan lainnya menjalani pemeriksaan medis akibat gejala mual, pusing, hingga muntah-muntah.

Sekolah yang siswanya terdampak antara lain MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, SMP Siti Aisyah, serta SDN 2 Mandalasari. Gejala awal mulai muncul pada Selasa (16/9/2025) setelah jam makan siang, kemudian semakin banyak siswa yang jatuh sakit pada Rabu (18/9/2025). Lonjakan kasus itulah yang membuat aparat kesehatan turun tangan melakukan penanganan darurat.

Lihat Juga :  Dinkes Kota Tasik Komitmen Bakal Dukung Program Pemeriksaan Gratis Era Pemerintahan Prabowo

Meski seluruh korban kini dinyatakan pulih, kasus ini menimbulkan keresahan luas di tengah masyarakat. Pasalnya, program MBG yang digadang-gadang sebagai upaya meningkatkan gizi anak sekolah justru berujung pada peristiwa yang membahayakan kesehatan. (Az)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos