TASIKMALAYA | Priangan.com – Jauh Sebelum dikuasai bangsa Eropa tahun 1677, rakyat Sukapura hidup di alam tradisional yang bebas dan merdeka. Mereka hidup makmur dan sejahtera dalam pola budaya ekonomi yang bersahaja. Pertanian adalah jantung perekonomian yang paling utama. Padi yang dihasilkan dari berhuma di hutan secara nomaden menjadi panganan pokok masyarakat. Rakyat Sukapura tidak suka menanam padi di tanah sawah. Alasannya, selain padi huma dinilai lebih lezat dan bergizi, petani juga tidak direpotkan dengan saluran air dan tenaga yang lebih besar dalam pengolahan tanah. Sebagian besar tanah di wilayah Sukapura merupakan tanah liar atau hakulah yang tidak dikuasai siapapun. Kepemilikan tanah mulai berkembang seiring meluasnya budi daya padi di tegalan sawah. Budi daya padi sawah sendiri mulai berkembang setelah Sukapura menjadi koloni Mataram. Seseorang yang telah mengubah tanah liar menjadi tegalan sawah dan mengaliri lahannya dengan saluran air, maka tanah tersebut dapat dianggap menjadi milik orang tersebut. Sejak saat itu berkembanglah kepemilikan tanah….[]
Naskah: Irfal Mujaffar | Editor: Eki Kurnia Sandi