Petani Neglasari Didorong Kembangkan Kopi Sebagai Penopang Ekonomi

PAMARICAN | Priangan.com – Suasana Balai Dusun Sukamantri, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, tampak lebih ramai dari biasanya pada Kamis (16/10/2025). Sejumlah warga berkumpul mengikuti pelatihan yang difokuskan pada pengolahan dan pemasaran kopi. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya bersama pemerintah desa untuk memperkuat sektor pertanian yang kini mulai beralih ke komoditas kopi.

Inisiatif ini lahir dari kerja sama antara Pemerintah Desa Neglasari, Pokdarwis Medal Cahya, Kelompok Ekonomi Kreatif Balebat, dan BUMDes Muktisari. Melalui kolaborasi tersebut, pelatihan diharapkan menjadi langkah awal untuk membuka peluang baru di bidang ekonomi masyarakat desa.

Kepala Desa Neglasari, Padli Efendi, menuturkan, tren menanam kopi di wilayahnya semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, lahan yang digunakan untuk tanaman kopi telah mencapai lebih dari dua hektare.

“Tujuan kami untuk meningkatkan kapasitas serta mutu yang baik. Bahkan sampai bisa berkembang dan meningkatkan ekonomi masyarakat, serta membawa harum nama baik Desa Neglasari di bidang kopi,” ucap Padli.

Para peserta pelatihan mendapatkan pendampingan dari sejumlah narasumber, di antaranya penyuluh pertanian dari BPP Pamarican, perwakilan Pokdarwis Ciamis, dan pelaku kopi dari Kalijaya Banjaranyar. Mereka membahas teknik budidaya hingga strategi pemasaran agar hasil produksi dapat bersaing.

Penyuluh Pertanian BPP Pamarican, Jaja Sukmana, mengingatkan, keberhasilan usaha kopi tidak hanya bergantung pada kemauan petani, tetapi juga pemahaman terhadap proses budidayanya. Ia menilai, petani perlu memanfaatkan pelatihan ini untuk memperdalam keterampilan mereka.

“Fokus utama kami saat ini adalah bagaimana meningkatkan produksi melalui peningkatan kapasitas dan pembudidayaan kopi yang maksimal. Sehingga mampu meningkatkan mutu produksi dan kualitas ekonomi,” kata dia.

Ia menambahkan, banyak petani di Dusun Sukamantri yang masih dalam tahap awal mengenal tanaman kopi, sehingga diperlukan pendampingan lanjutan. Jaja menjelaskan bahwa budidaya kopi memiliki karakteristik berbeda dengan tanaman pertanian lain, seperti padi atau tanaman kebun.

Lihat Juga :  Prancis Ancam Menarik Diri dari NATO, Dunia Internasional Khawatir

“Karena melibatkan perhitungan cermat terhadap siklus geografis, iklim, unsur hara, dan kebutuhan nutrisi spesifik tanaman,” ujarnya.

Lihat Juga :  KTNA Ciamis Curhat ke DPRD soal Pupuk Bersubsidi

Menurut Jaja, salah satu hal penting yang harus diprahatikan adalah pemilihan bibit. Berdasarkan kondisi wilayah, jenis kopi yang paling cocok untuk kawasan tersebut adalah robusta.

“Hasil penelitian kami sebagai penyuluh, di sini itu paling cocok adalah kopi robusta. Karena kalau di sini datarannya kan rendah,” jelasnya.

Selain bibit, lanjutnya, cara pemupukan juga perlu diperhatikan dengan serius agar hasil panen bisa optimal.

“Selain itu, cara pemupukan juga harus benar-benar dihitung secara matang. Gak boleh asal-asalan juga kalau hasilnya ingin melimpah,” tambahnya.

Pihak BPP Pamarican berencana untuk terus mendampingi petani di Sukamantri dalam setiap tahap pengembangan kopi, mulai dari pembibitan hingga pemasaran.

“Harapan kami tentunya langkah apapun yang petani lakukan, tetap harus bisa menghasilkan produksi yang melimpah. Sehingga petani kopi di Sukamantri bisa makmur dan sejahtera,” tutup Jaja. (Eri)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos