MODENA | Priangan.com – Perang dan konflik telah menjadi bagian dari sejarah dunia. Banyak penguasa melancarkan peperangan demi memperluas wilayah atau membalas dendam. Namun, sulit dipercaya jika ada peperangan yang terjadi hanya karena perebutan sebuah ember kayu. Meski terdengar aneh, perang tersebut benar-benar terjadi.
Peristiwa ini dikenal sebagai “Perang Ember Kayu Ek” atau “Pertempuran Zappolino” yang berarti “Perang Konyol”. Perang ini terjadi antara kota Bologna dan Modena di Italia pada tahun 1325. Meskipun tampaknya dipicu oleh pencurian ember, perang ini berakar pada konflik yang telah berlangsung sejak tahun 1075 antara Kekaisaran Romawi Suci dan Kepausan.
Meskipun konflik awal berakhir pada 1122, perseteruan antara kedua kubu terus berlanjut selama berabad-abad. Bologna dan Modena menjadi bagian dari ketegangan politik yang berkepanjangan.
Pada awal abad ke-14, kaum Guelph yang mendukung kekuasaan Paus menguasai sebagian besar wilayah Italia. Namun, perpecahan internal melemahkan mereka, membagi kubu ini menjadi Guelph “Hitam” dan Guelph “Putih.” Kondisi ini memberi peluang bagi kaum Ghibelline, yang mendukung Kekaisaran Romawi Suci, untuk kembali bangkit.
Ketegangan antara Bologna, yang didominasi kaum Guelph, dan Modena, yang dipimpin kaum Ghibelline, sering kali berujung pada serangan lintas batas dan tindakan kekerasan.
Pada tahun 1325, orang-orang Modena mencuri ember kayu ek dari sebuah sumur di Bologna dan memajangnya di balai kota mereka sebagai simbol penghinaan. Tindakan ini memicu kemarahan Bologna, yang menuntut pengembalian ember tersebut. Ketika permintaan itu ditolak, Bologna menyatakan perang.
Bologna mengerahkan pasukan besar sekitar 30.000 infanteri dan 2.000 pasukan berkuda, termasuk pasukan Guelph dari seluruh Italia Utara. Bahkan Paus Yohanes XXII dikabarkan turut serta memimpin pasukan Guelph demi kepentingan politik dan ekonomi Vatikan.
Sebaliknya, Modena hanya memiliki sekitar 5.000 infanteri dan 2.000 pasukan berkuda, yang sebagian besar merupakan tentara bayaran Jerman. Kelebihan jumlah pasukan Bologna tidak menjamin kemenangan, karena pasukan mereka sebagian besar terdiri dari warga sipil yang kurang terlatih dibandingkan tentara profesional Modena.
Pertempuran Zappolino berlangsung selama sekitar dua jam. Meskipun kedua belah pihak mengalami sekitar 1.000 korban jiwa, pasukan Bologna kehilangan keberanian dan mulai mundur, yang kemudian berubah menjadi kekalahan total.
Kemenangan ini mengukuhkan kembali dominasi kaum Ghibelline di Italia Utara, tetapi tidak mengakhiri pertikaian antara Guelph dan Ghibelline, yang berlanjut selama dua abad berikutnya.
Perang ini berakhir tanpa kemenangan mutlak, karena Modena gagal merebut Bologna, yang tetap bertahan di balik tembok kotanya. Meskipun demikian, Bologna dipermalukan oleh kekalahan ini.
Pada akhirnya, gencatan senjata ditandatangani, tetapi satu hal tetap tidak berubah: ember kayu ek yang menjadi pemicu perang tersebut masih dipajang di Palazzo Comunale Modena hingga hari ini. Ember tersebut terus menjadi simbol kemenangan Modena dan sumber kekesalan bagi penduduk Bologna. (Lsa)