Historia

Pertama Kali Diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, Ini Sejarah Ketupat

Seorang anak mengantar kulit ketupat buatan orang tuanya di kampung Blok Kupat, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung. | bandungbergerak.id

JAKARTA | Priangan.com – Ketupat adalah hidangan utama yang biasa disajikan saat lebaran tiba. Makanan yang satu ini biasanya dihidangkan dengan opor ayam. Bentuknya yang khas dan pembuatannya yang tak bisa sembarangan, menjadikan ketupat bukan sekadar makanan, namun jadi tradisi yang mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia.

Sejarah ketupat di Nusantara dapat ditelusuri hingga abad ke-15, tepatnya pada masa kejayaan Kerajaan Demak. Konon, hidangan ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai bagian dari dakwahnya dalam menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa.

Dalam misinya itu, Sunan Kalijaga memanfaatkan pendekatan budaya agar ajaran Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat yang telah memiliki kepercayaan dan tradisi sendiri.

Pemilihan ketupat dalam dakwah bukan tanpa alasan. Hidangan ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Anyaman rumit dari daun kelapa muda yang membungkus beras menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia. Setelah dimasak, ketupat menjadi padat dan utuh . Ini melambangkan rasa penyucian diri setelah menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan. Dengan kata lain, ketupat mengajarkan umat tentang nilai kebersamaan, kesederhanaan, serta pentingnya menjaga hubungan antar sesama.

Selain itu, daun kelapa muda yang digunakan sebagai pembungkus ketupat juga punya arti tersendiri dalam budaya Jawa. Dalam bahasa setempat, daun kelapa muda disebut janur dan diyakini sebagai kependekan dari “Jannah Nur” atau “Cahaya Surga”. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia harus kembali pada kesucian dan saling memaafkan saat hari raya tiba.

Bentuk ketupat yang segi empat juga menyiratkan makna yang mendalam dalam ajaran spiritual. Konsep kiblat papat, limo pancer yang bermakna empat penjuru mata angin dan satu pusat menggambarkan bahwa ke mana pun manusia melangkah, pada akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta.

Tonton Juga :  Mengenang Mr. Soepomo; Perumus UUD 1945 dan Pejuang Nasionalisme

Selain itu, empat sisi ketupat juga dikaitkan dengan empat nafsu dasar manusia yang dikendalikan selama bulan Ramadan, yaitu amarah, lapar dan haus, keinginan terhadap keindahan, serta dorongan untuk menguasai sesuatu. Dengan menyantap ketupat saat lebaran, seseorang dianggap telah berhasil menahan nafsunya selama berpuasa.

Hingga kini, ketupat tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri di berbagai daerah di Indonesia. Selain dinikmati bersama hidangan khas lainnya, ketupat juga menjadi simbol kebersamaan dan keberkahan yang menyatukan keluarga serta masyarakat dalam suasana yang penuh kehangatan dan kebahagiaan. (Ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: