Historia

Perkembangan Sepeda Dari Masa ke Masa

Potret Sepeda zaman dulu dengan bagian roda depan yang lebih besar | Istimewa

JAKARTA | Priangan.com – Berbicara soal kendaraan, sepeda boleh dibilang sebagai alat transportasi yang tak pernah lekang oleh zaman. Buktinya, meski kini sudah banyak inovasi kendaraan yang memberikan banyak kemudahan, sepeda masih digemari dan dijadikan pilihan oleh sebagian masyarakat. Selain karena efisiensi dan ramah lingkungan, sepeda juga menjadi pilihan untuk menjaga kesehatan dan sebagai alat transportasi yang praktis.

Sepeda pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-19 oleh seorang pria asal Jerman bernama Baron Karl Von Drais. Kendaraan yang ia rancang pada tahun 1817 itu disebut laufmaschine atau draisine.

Kala itu, sepeda yang pertama kali dikenalkan ke dunia belum mempunyai pedal. Sepeda ini digerakkan dengan cara mendorong kaki ke tanah, mirip dengan konsep sepeda Push Bike yang biasa digunakan anak-anak saat ini. Meski desainnya masih jauh dari bentuk sepeda modern, draisine menjadi cikal bakal berkembangnya sepeda sebagai alat transportasi.

Di masa kolonial, sepeda mulai dikenal di berbagai belahan dunia, termasuk di Hindia Belanda. Pada saat itu, masyarakat Belanda menyebutnya dengan istilah velocipede. Seiring waktu, beberapa penemu dari Prancis, seperti Pierre Lallement dan Pierre Michaux, melakukan inovasi dengan cara menambahkan pedal pada roda depan. Inovasi ini pun dianggap semakin memudahkan para pengguna dan menjadi dasar dari bentuk sepeda modern.

Tahun 1870-an menjadi era penting bagi perkembangan sepeda. Pasalnya, kala itu seorang inovator bernama Eugene Myers bersama James Starley memperkenalkan desain baru dengan roda depan yang lebih besar dibandingkan roda belakang. Desain sepeda itu disebut Penny-farthings.

Meski cukup populer, desain buatan mereka ini dianggap kurang aman karena sulit menjaga keseimbangan. Atas dasar itulah, John Starley kemudian merancang model yang lebih stabil dengan ukuran roda depan dan belakang yang sama, serta menggunakan sistem rantai untuk menggerakkan roda.

Tonton Juga :  Sejarah AK-47, Senapan Ikonik yang Andal dalam Berbagai Pertempuran

Inovasi lain datang dari John Dunlop. Ia mengganti roda kayu yang biasa digunakan pada sepeda di masa itu dengan dengan ban karet berisi udara pada akhir abad ke-19. Seiring berjalannya waktu, inovasi ini kemudian jadi standar bagi industri sepeda guna meningkatkan kenyamanan penggunanya.

Tak berhenti sampai di sana, perkembangan sepeda terus berlanjut hingga awal abad ke-20. Pada saat itu, Paul de Vivie, seorang inovator lainnya, mulai mengenalkan sistem persneling gir yang memungkinkan sepeda memiliki beberapa tingkat kecepatan.

Inovasi inilah yang paling monumental. Pasalnya, dengan adanya pengaturan perseneling para pengguna bisa dengan mudah menghadapi berbagai medan jalan, termasuk menanjak. Lewat fitur ini, saat melewati tanjakan pedal sepeda bakal terasa jauh lebih ringan.

Memasuki tahun 1960-an, sepeda semakin diminati di Amerika Utara dan Eropa. Ia tak hanya dijadikan sekedar alat transportasi belaka, melainkan sebagai sarana untuk berolahraga. Berbagai kompetisi pun kala itu mulai diadakan.

Hingga saat ini, keberadaan sepeda tetap terjaga. Walau sudah tak lagi dijadikan sebagai alat transportasi utama, sepeda masih jadi primadona, khususnya sebagai alat kebugaran yang mengasyikan. (ersuwa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: