TASIKMALAYA | Priangan.com – Warga Kampung Cibatu, Desa Sukawangun, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, dikejutkan oleh bencana pergerakan tanah yang terjadi pada Sabtu dini hari (30/8/2025).

Dalam sekejap, sepuluh rumah mengalami kerusakan parah. Dinding retak, fondasi ambles, bahkan beberapa kolam ikan warga kering seketika karena airnya tersedot masuk ke dalam rekahan tanah.

Sudin (65), salah seorang warga yang rumahnya terdampak, masih ingat jelas detik-detik mencekam itu. “Sekitar jam tiga pagi saya terbangun karena suara gemuruh. Barang-barang jatuh, lalu ketika keluar rumah, retakan tanah sudah ada di mana-mana,” ujarnya lirih.

Ia sempat panik berteriak meminta pertolongan, namun suasana sekitar begitu sunyi karena warga masih tertidur.

Menurut Kepala Kewilayahan Cibatu, Irfan Hilmi, tanda-tanda bencana ini sebenarnya sudah muncul dua bulan sebelumnya. Retakan kecil sempat terlihat, namun dianggap tidak berbahaya.

“Kami tidak menyangka retakan itu tanda pergeseran tanah. Hujan deras tiga hari terakhir membuat kondisi makin buruk hingga akhirnya terbentuk lubang besar,” jelasnya.

Meski kerugian material cukup besar, beruntung tidak ada korban jiwa. Sebagian warga lebih dulu mengungsi ke rumah saudara mereka. Selain rumah dan kolam, satu musala di kampung tersebut juga dilaporkan rusak akibat pergerakan tanah. Saat ini, para korban masih ditampung di tempat yang lebih aman sambil menunggu penanganan lebih lanjut dari pihak berwenang.

Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, menegaskan bahwa kejadian ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak. Ia meminta masyarakat dan pemerintah daerah lebih sigap menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.

“Laporan yang masuk menunjukkan Kabupaten Tasikmalaya rawan bencana. Kesiapsiagaan adalah kunci. Mari kita bersama-sama melindungi lahan dan mengantisipasi agar kejadian serupa tidak berulang,” tegasnya. (yna)