OSLO | Priangan.com – Siapa yang tak kenal dengan benda yang satu ini? Ya ini adalah penjepit kertas. Meski mungil, ia amat sangat berguna. Dengannya, semua berkas bisa dipegang rapi tanpa khawatir akan berserakan saat dilepaskan.
Lalu siapa penemu penjepit kertas pertama di dunia? Ada beberapa versi terkait hal itu. Namun, salah satu yang paling banyak diceritakan adalah Johan Vaaler. Pria kelahiran 18 Maret 1866 ini konon menemukan penjepit kertas pertamanya pada periode tahun 1890-an.
Vaaler, sapaan akrabnya, merupakan seorang insinyur asal Norwegia. Pada tahun 1899, ia mendaftarkan hak paten atas penemuannya itu di Jerman. Kendati sudah dipatenkan, penjepit kertas buatan Vaaler kalah populer, itu karena desain penjepit kertas hasil pengembangan orang lain jauh lebih mudah diproduksi secara massal ketimbang milik Vaaler.
Kendati begitu, sosok Johan Vaaler tetap dikenang di Norwegia. Ia dinobatkan sebagai penemu penjepit kertas pertama.
Ada kisah menarik di balik penjepit kertas ini. Dahulu, ia tak hanya dipakai untuk keperluan menjepit dokumen, tapi juga dipakai oleh orang Norwegia sebagai simbol perlawanan terhadap Nazi Jerman selama perang dunia II.
Semuanya dimulai pada April 1940, ketika Perang Dunia II dimulai, Adolf Hitler berencana untuk menguasai perairan Norwegia. Ini merupakan salah satu strategi yang dimilikinya untuk memenangkan pertempuran.
Hitler beranggapan, jika perairan Norwegia berada di dalam genggamannya maka pengankutan barang ke Jerman akan jauh lebih mudah. Kendati kala itu Norwegia termasuk salah satu negara yang netral, namun itu tak menghentikan langkah Hitler meraih ambisinya untuk memenangkan peperangan.
Setelah beberapa waktu berjuang, Jerman akhirnya berhasil memulai masa pendudukan mereka di Norwegia. Selain mengusir pasukan sekutu, kelurga kerajaan dan pemerintah Norwegia juga turut diusur. Mereka dipaksa untuk menjalankan pengasingan di Inggris. Dan sejak saat itu, seluruh rakyat Norwegia berada di bawah kekuasaan Jerman.
Tak hanya mengusir kerajaan dan pemerintah Norwegia, Hitler juga hendak melucuti semua budaya dan menggantinya dengan budaya-budaya Nazi. Kala itu, semua guru di Norwegia diminta untuk bergabung dengan partai Nazi dan mengajarkan paham Nazime di kelas mereka.
Merasa tertindas, sebagian rakyat Norwegia kemudian memutuskan untuk melakukan aksi protes. Mereka mulai mengenakan klip kertas sebagai simbol perlawanan dan persatuan. Selain itu, klip kertas juga digunakan karena diyakini penemunya merupakan orang Norwegia.
Mendengar hal ini, NAZI tentu saja naik pitam. Mereka kemudian memutuskan untuk menangkap siapapun (orang Norwegia,-red) yang menggunakan penjepit kertas. Tak sedikit dari mereka yang ketahuan, kemudian ditangkap dan tak diketahui rimbanya di mana. Meski begitu, orang-orang Norwegia tak pernah patah semangat, mereka tetap melanjutkan aksi bentuk protes tersebut walau nyawa jadi taruhannya. (ersuwa)