BANDUNG | Priangan.com – Penjara Banceuy, Bandung, punya kisah sejarah yang menarik untuk disimak. Siapa sangka, penjara yang sebetulnya diperuntukan untuk para tahanan kelas teri ini pernah jadi saksi bisu perjuangan Ir. Soekarno.
Penjara Banceuy, terletak di Kota Bandung. Didirkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1877. Ukuran sel di sana sangat sempit, hanya 1,5 meter x 2,5 meter saja. Dulu, tepatnya tahun 1929, Soekarno pernah mendekam di penjara ini selama delapan bulan lamanya.
Penangkapan Soekarno oleh Belanda itu tak terlepas dari perannya sebagai salah satu pendiri sekaligus pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) yang pada saat itu rajin menyerukan perlawanan terhadap kolonialisme.
Penahanan Soekarno di penjara Banceuy terbilang berat, tak hanya karena ukuran kamar sel-nya yang sempit, tetapi kala itu ia benar-benar harus terisolasi dari dunia luar. Soekarno tak boleh menerima kunjungan dari siapapun. Termasuk istrinya. Ia baru diperbolehkan menerima kunjungan dari istri keduanya, Inggit Garnasih, setelah tiga bulan mendekam di sana. Kendati demikian, situasi ini justru membangkitkan tekadnya untuk lebih fokus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu bagian sejarah terpenting dari penjara ini adalah jadi saksi bisu pembuatan pleidoi Indonesia Menggugat, sebuah dokumen berisi kritik tajam terhadap penjajahan Belanda. Itu juga menjadi seruan kemerdekaan yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan. Ditulis dengan tangan di atas kertas sederhana, pidato ini menjadi salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan bangsa.
Setelah melewati masa-masa sulit di dalam sel itu, Soekarno akhirnya dipindahkan ke Penjara Sukamiskin setelah vonis dijatuhkan pada tahun 1930. Sejak saat itu, penjara Banceuy pun mulai ditinggalkan dan tak terawat. Tepat pada tahun 1983, penjara ini kemudian dihancurkan dan dibangun pusat pertokoan.
Meski demikian, sel nomor 5 yang dulu ditempati oleh Soekarno masih dipertahankan bahkan sampai saat ini. Sisa-sisa bangunan itu jadi tetap dirawat sebagai simbol perjuangan Soekarno untuk memerdekakan Indonesia. (ldy)