Daily News

Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin Cari Solusi Atasi Dampak Efisiensi Anggaran pada Sektor Pariwisata

Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. | Dok. Humas Jabar

JAWA BARAT | Priangan.com – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengaku sedang mencari cara untuk mengatasi dampak efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.

Itu karena kebijakan efisiensi ini dinilai telah memengaruhi pendapatan pelaku usaha di sektor pariwisata, khususnya hotel dan restoran, yang selama ini mengandalkan acara-acara resmi seperti seminar, FGD (Focus Group Discussion), dan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah.

Bey menyatakan kalau pihaknya akan segera berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Asosiasi Pariwisata Indonesia (Asita) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), untuk mencari solusi terbaik.

“Kami akan duduk bersama dengan Asita, PHRI, dan stakeholder lainnya untuk membahas langkah-langkah strategis. Efisiensi anggaran pemerintah memang berdampak pada sektor pariwisata, terutama pendapatan dari acara-acara resmi yang biasa digelar di hotel dan restoran. Namun, kami yakin masih ada peluang untuk menggenjot sektor ini,” ujar Bey, seperti dikutip laman jabarprov.go.id, pada Sabtu, 15 Februari 2025.

Bey menambahkan, dampak efisiensi anggaran terasa signifikan karena banyak instansi pemerintah yang mengurangi frekuensi perjalanan dinas, seminar, dan acara seremonial. Hal ini berimbas pada menurunnya pendapatan pelaku usaha pariwisata, yang selama ini mengandalkan kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, retribusi pariwisata yang disetorkan ke pemerintah daerah juga berpotensi menurun.

Meski begitu, Bey optimistis bahwa sektor pariwisata Jawa Barat masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada. Salah satu daya tarik utama adalah keberadaan kereta cepat Whoosh yang sampai saat ini menurutnya masih mampu menarik minat wisatawan asing, khususnya dari kawasan Asia Tenggara.

“Kami masih punya potensi besar dari wisatawan asing. Kehadiran kereta cepat Whoosh menjadi salah satu daya tarik utama. Selain itu, Jawa Barat juga memiliki banyak destinasi wisata yang bisa dipromosikan lebih luas,” jelasnya.

Tonton Juga :  Harlah NU ke-102 di Kota Tasik Berlangsung Meriah

Ia juga mengajak seluruh pelaku pariwisata untuk tetap optimistis dan percaya diri. Menurutnya, sektor pariwisata Jawa Barat telah menunjukkan pertumbuhan positif, terutama dalam menarik wisatawan domestik. Berdasatkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), Bey menyebut jumlah perjalanan wisatawan nusantara ke Jawa Barat pada tahun 2024 mencapai 167,40 juta perjalanan, meningkat 7,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Jawa Barat tetap menjadi destinasi favorit wisatawan domestik. Ini adalah modal besar bagi kami untuk terus mengembangkan sektor pariwisata,” tambah Bey. (Wrd)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: