LONDON | Priangan.com – Pengadilan Tinggi di London telah memutuskan untuk menegakkan larangan meresepkan obat penghambat pubertas kepada anak-anak, sebuah keputusan yang menimbulkan perdebatan di kalangan aktivis transgender. Larangan ini pertama kali diberlakukan pada bulan Maret oleh pemerintahan Inggris sebelumnya, dan menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak.
Pemerintahan Tory telah membatasi Layanan Kesehatan Nasional (NHS) untuk hanya menggunakan penghambat pubertas dalam konteks uji klinis, serta melarang penyedia layanan kesehatan swasta untuk meresepkan obat tersebut. Langkah ini diambil setelah NHS menghentikan pemberian resep obat tersebut tahun lalu, dengan alasan kurangnya bukti yang meyakinkan mengenai manfaat dan risikonya.
Dalam putusannya pada Senin (29/7), Hakim Beverley Lang mengutip tinjauan yang dilakukan oleh NHS, yang menyebut bahwa perawatan gender adalah bidang dengan bukti yang sangat lemah. Ia juga menyatakan bahwa kaum muda sering kali terjebak dalam wacana sosial yang penuh badai yang memengaruhi keputusan mereka terkait identitas gender.
Hakim Lang juga menyatakan bahwa tindakan darurat yang diambil untuk memberlakukan larangan ini adalah langkah yang rasional untuk menghindari bahaya serius terhadap kesehatan anak-anak selama periode konsultasi rutin yang memakan waktu enam bulan.
TransActual, sebuah kelompok yang memperjuangkan hak-hak transgender dan menentang larangan ini atas nama seorang anak di bawah umur yang identitasnya dirahasiakan, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut.
“Kami sangat prihatin dengan keselamatan dan kesejahteraan kaum muda transgender di Inggris,” kata Chay Brown, direktur layanan kesehatan kelompok tersebut.
Ia menambahkan bahwa “selama beberapa tahun terakhir, mereka mulai menganggap lembaga medis Inggris hanya sekadar basa-basi untuk memenuhi kebutuhan mereka dan dengan senang hati menjadikan eksistensi mereka sebagai senjata untuk mengejar perang budaya yang kini tidak lagi dipercaya.”
Sementara, Wes Streeting, Menteri Kesehatan di pemerintahan Buruh saat ini, menanggapi dengan menyatakan bahwa tinjauan NHS menemukan bukti yang tidak cukup bahwa penghambat pubertas aman dan efektif untuk anak-anak dengan disforia gender dan ketidaksesuaian gender.
Ia menekankan bahwa pemerintah harus bertindak hati-hati dan penuh perhatian ketika menyangkut kaum muda yang rentan, dan menyatakan bahwa dirinya bekerja sama dengan NHS untuk meningkatkan layanan identitas gender anak-anak serta mempersiapkan uji klinis guna mengevaluasi keamanan dan efektivitas penghambat pubertas.
Penulis ‘Harry Potter’ dan feminis terkemuka, JK Rowling, yang dikenal sebagai kritikus vokal terhadap transgenderisme, menyatakan dukungannya terhadap keputusan ini.
“Akhirnya, kita tampaknya mulai kembali kepada perawatan untuk kaum muda yang rentan berdasarkan pada pengobatan berbasis bukti, bukannya klaim tak berdasar dari kelompok lobi ideologis,” ujar Rowling.
Keputusan ini diperkirakan akan terus memicu perdebatan luas tentang hak-hak transgender dan kebijakan kesehatan di Inggris, khususnya terkait dengan perawatan untuk anak-anak yang mengalami disforia gender. (mth)